bojonegorokab.go.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, berjanji menggairahkan investasi di Kabupaten Bojonegoro. Salah satunya membantu proses investasi untuk mempercepat sejumlah proyek nasional guna mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah setempat.
“Bojonegoro adalah salah satu kabupaten di Indonesia yang memiliki pertumbuhan ekonomi cukup cepat. Kita akan mendorongnya agar Bojonegoro semakin bertambah maju,” kata Rini Soemarno saat melakukan kunjungan di Bojonegoro, Jumat (11/9/2015).
Dia menjelaskan, kedatangan ke Bojonegoro kali ini adalah selain ingin menjenguk Bupati Bojonegoro karena beberapa waktu lalu sudah datang ke Kantor Kementerian BUMN di Jakarta, juga ingin melihat potensi Bojonegoro yang bisa dikerjasamakan dengan BUMN.
Menurut Rini, selain Blok Cepu, yang saat ini Pertamina sudah terlibat di dalamnya, juga rencana eksplorasi dan produksi Gas Jambaran – Tiung Biru (J-TB). Produksi gas ini akan membawa usaha ikutan bagi Bojonegoro seperti pembangunan pabrik Pupuk Kujang yang saat ini masih negoisasi harga dengan Pertamina.
Dimana, kata dia, harga yang ditawarkan Operator Gas J-TB masih sedikit tinggi dari harga gas yang biasa dibeli pabrik pupuk di Indonesia yakni sebesar USD7,5/ MMBTU. Karena itu, pihaknya akan segera melakukan pembicaraan dengan Kementerian ESDM untuk mencari jalan keluar agar secapatnya ada kesepakatan.
“Tak perlu lah pakai subsidi. Kita akan cari solusinya,” kata Rini.
“Secapatnya kita cari jalan keluarnya sehingga tahun ini ground breaking untuk pembangunan infrastruktur Gas J-TB bisa dimulai,” lanjut dia.
Selain proyek Gas JTB dan Pupuk Kujang, sejumlah proyek nasional di Kabupaten Bojonegoro yang akan dibantu dalam proses percepatan di antaranya ada pembangunan pipa gas Gresik – Semarang (Gresem), dan percepatan pembangunan powerplant Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Rini menyatakan, jika potensi pertanian di Bojonegoro cukup bagus karena di dukung tanah yang subur. Sehingga dengan segera terealisasinya pabrik Pupuk Kujang ini akan membantu dan memudahkan petani mencukupi kebutuhan pupuk sehingga dapat meningkatkan produksi pertanian.
“Tadi pak Bupati mengeluh kalau Bulog tak mau membeli hasil pertanian di sini. Saya langsung telepon kepala bulog menanyakan alasannya. Apalagi kata pak bupati panen bulan ini produksinya bisa sampai 23 ribu ton dan akhir tahun 120 ton, ini akan membantu stok nasional yang tinggi pada akhir tahun ini,” pungkas Rini.(dwi/kominfo)