bojonegorokab.go.id - Masyarakat di sejumlah desa di bantaran Sungai Bengawan Solo di wilayah Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, mulai mengembangkan budidaya ikan keramba.
Budidaya ikan keramba dengan mamanfaatkan Sungai Bengawann Solo ini jauh lebih menguntungkan dibanding di tambak. Keuntungannya, jika di keramba waktu panennya lebih singkat sehingga bisa menekan biaya pakan.
Seperti yang dituturkan anggota Kelompok Ternak Agrowisata Belimbing Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Suwoto. Saat ini, kelompoknya tengah mencoba budidaya 400 ikan Patin di keramba berukuran 4x4 meter.
Hasilnya, pertumbuhan ikan lebih cepat. Saat ini ratusan ikan itu telah berumur dua bulan dan pertumbuhannya terlihat baik.
"Besarnya sudah selengan anak kecil. Kalau dikolam biasa umur dua bulan paling baru sebesar jempol kaki," ucap Suwoto di sela-sela menyambut kedatangan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno di Agrowisata Kebun Belimbing, Jumat (11/9/2015) kemarin.
Ditargetkan dalam jangka waktu empat bulan ikan sudah bisa dipanen. Harga untuk perkilogram ikan patin sejumlah Rp28 ribu.
"Kalau di tambak biasa bisa enam sampai tujuh bulan baru bisa dipanen," kata Suwoto
Dia menjelaskan, jumlah pakan yang disediakan untuk 400 ikan Patin mulai awal hinggal panen sebanyak lima kuintal. Jika di tambak biasa dengan jumlah ikan yang sama mencapai 7 sampai 8 kuintal.
"Kalau dikeramba banyak plangton-plangton yang bisa dimakan," ujarnya.
Sekretaris Kecamatan Kalitidu, Arief Nanang Sugianto menambahkan, sejumlah desa yang mengembangkan budidaya ikan keramba di wilayahnya adalah Desa Leran, Panjunan, Mlaten, Pilangsari, Mojo, Ngringinrejo, Wotanngare, dan mayangrejo. Desa ini merupakan desa di bantaran Sungai Bengawan Solo.
"Rata-rata setiap desa memiliki lima keramba," sambung Arief.
Dia menjelaskan, budidaya ini merupakan pagu indikatif yang diusulkan desa dari musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) di tingkat kecamatan. Selain infrastruktur, banyak desa yang mengusulkan kegiatan pemberdayaan masyarakat.
“Budidaya Ikan keramba ini usulan Musrenbang 2014 dan dilaksanakan tahun ini,” tegas Arief.
Ditambahkan, kelemahan dari budidaya ikan keramba di Sungai Bengawan Solo ini adalah tindakan pencurian dari orang-orang yang tidak bertanggungjawab.
“Untuk mengatasinya ya harus dikemit atau ditunggui,” pungkas Arief.(dwi/kominfo)