bojonegorokab.go.id –Sebanyak 10 mahasiswa dan dua dosen pendamping dari Flindes University Australia mendatangi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Husada (STIKES ICSADA) Bojonegoro, Selasa (6/10/2015). Tujuan kedatangan mahasiswa asing itu untuk memberikan tambahan wawasan kepada mahasiswi STIKES ICSADA tentang penanganan dan penanggulangan HIV/ AIDS di Bojonegoro yang sudah menyerupai gunung es.
Rombongan tamu dari luar negeri tersebut disambut civitas akademika Kampus Ungu, sebutan perguruan tinggi yang ada di Jalan dr. Wahidin Sudirohusodo, Kota Bojonegoro. Tampak mendampingi dosen Kampus Ungu ada perwakilan pejabat dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Bojonegoro dan pegiat HIV/AIDS Kota Ledre.
Ketua STIKES ICSADA Bojonegoro, Hasan Bisri mengatakan, rombongan dari Australia tersebut akan ditambah dengan mahasiswa Kampus Ungu sebanyak 12 orang beserta 9 dosen, perwakilan SMA Mitra 4 orang, dan dosen Universitas Airlangga (Unair) 3 orang.
"Kedatangan mereka yang pertama akan mengunjungi RSUD Sosodoro Djatikoesomo Bojonegoro untuk melihat sarana prasarana dan model penanganan pasien HIV/AIDS," ujar Hasan, sapaan akrabnya.
Setelah dari RSUD Sosodoro, rombongan akan mengunjungi Puskesmas Kalitidu untuk mengetahui model pelayanan dasar pasien HIV/ AIDS, kemudia dilanjutkann ke rumah dinas Bupati Bojonegoro untuk bertukar pendapat dalam menentukan kebijakan bagi penderita penyakit yang menyerang kekebalan tubuh manusia tersebut.
"Terakhir, mereka akan berbagi ilmu di Kampus Ungu terkait HIV/AIDS dengan Tim Gerakan Bojonegoro Sehat (GBS) HIV/AIDS STIKES ICSADA dan Mitra dari tingkat SMA/SMK/MA yang ada di Bojonegoro," lanjutnya.
Dia berharap dengan kunjungan Flindes University tersebut bisa menambah wawasan tentang HIV/ AIDS dan penanggulangannya, agar bisa lebih arif dan bijaksana dalam menyikapi keberadaan penyakit tersebut.
"Misalnya ada penderita yang meninggal, keluarga yang terdekat semisal anak dan istri, atau bagian keluarga lainnya jika tidak di cek bisa juga telah tertular sebelumnya. Sehingga perlu sangat diwaspadai," tandasnya.
Saat sampai di Bojonegoro, dosen dan mahasiswa dari Flinders University Australia langsung menuju RSUD dr. Sosodoro Djatikoesoemo sekitar pukul 10.30 WIB. Didampingi civitas akademika Kampus Ungu, STIKES ICSADA Bojonegoro, rombongan disambut pihak rumah sakit, Dinas Kesehatan (Dinkes) Bojonegoro dan pegiat HIV/AIDS dari Komunitas Pita Merah.
Mereka menuju tempat perawatan pasien HIV/AIDS yang ada di ruang Poli Sehati RSUD dan disambut dr Farid al Hasan, Selasa (6/10/2015). Salah satu dosen, Wendy Abigali PhD, dengan menggunakan Bahasa Inggris menanyakan tentang penanganan ibu hamil untuk dideteksi apakah terkena HIV/AIDS.
"Bagaimanakah penanganan ibu hamil di sini? Apakah semua yang akan melahirkan harus dites dahulu terinfeksi HIV/AIDS atau tidak?" tanya Wendy.
Dengan dibantu penerjemah dari dosen Universitas Airlangga (Unair), Purwinaningsih, dr. Farid menjelaskan, untuk melakukan pemeriksaan pada ibu yang akan melahirkan, agak sulit diterapkan di Indonesia. Termasuk juga di Kabupaten Bojonegoro ini, walaupun peralatan di rumah sakit juga telah memadai.
"Tidak semua ibu setuju untuk diperiksa. Entah memang yang terkena maupun tidak. Ada banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya mungkin dari sosial yang masih tabu," jelas Farid.
Selain penanganan ibu hamil, Wendy juga bertanya terkait legalitas tempat prostitusi dan penyebaran tempat-tempat itu, apakah dijadikan satu lokasi atau dibiarkan bebas. Sebab, kondisi tersebut sangat memengaruhi penyebaran penyakit. (dwi/kominfo)