Peringati HJB 338, IWB Gelar Diskusi Tentang Bojonegoro

-
21 Oct 2015
26 seen

bojonegorokab.go.id –Hari Jadi Bojonegoro (HJB) ke 338 yang jatuh pada 20 Oktober, diperingati oleh Wartawan Bojonegoro yang tergabung dalam Ikatan Wartawan Bojonegoro (IWB). Mereka menggelar diskusi tentang perkembangan pembangunan Bojonegoro, Rabu (21/10/2015) malam.

Kegiatan yang dilaksanakan di halaman Kantor IWB Jalan Lettu Suwolo No 72 Kelurahan Ngrowo, Kecamatan Bojonegoro, itu berlangsung gayeng. Acara ini juga dihadiri Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Bojonegoro, Kusnandaka Tjatur P, perwakilan Polres serta sejumlah pejabat Satuan Kerja Perangkat Daerah, politikus, dan tokoh masyarakat.

Ketua IWB, Sukisno, mengatakan, HJB ke 338 ini merupakan moment penting bagi semua elemen masyarakat Bojonegoro untuk merefleksikan kembali tentang pembangunan-pembangunan apa yang sudah tercapai dan akan dicapai.

Menurut dia, usia Bojonegoro yang ke 338 ini merupakan usia yang matang. Bojonegoro yang dulunya dikenal kabupaten miskin telah berkembang pesat menjadi kota migas. Seiring dengan label itu, pendapatan Bojonegoro dari sector migas juga meningkat signifikan, sehingga mampu meningkatkan pembangunan infrastruktur maupun sumber daya manusia (SDM).
 
“Semoga dengan diskusi seperti ini dapat memberikan masukan-masukan dan solusi untuk bersama-sama memajukan Bojonegoro agar semakin lebih baik. Masyarakatnya semakin sehat, produktif dan bahagia,” kata Sukisno.

Kepala Dinas Kominfo Bojonegoro, Kusnandaka Tjatur P, menjelaskan, banyak program yang tengah dilakukan dan dipersiapkan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro. Di antaranya program ODF untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat agar lebih produktif, pembangunan seribu embung guna meningkatkan produksi pertanian untuk mewujudkan lumbung pangan negeri. Kemudian Gerakan Ayo Sekolah (GAS), yang mana dalam program ini Pemkab Bojonegoro melakukan pendataan kepada anak-anak yang putus sekolah dan memberikan bantuan uang senilai Rp250 ribu sampai Rp500 ribu bagi pelajar tingkat SMP - SMA.

“Tujuannya agar tidak ada anak putus sekolah di Bojonegoro,” tegas Kusnandaka.

Selain itu, lanjut Kusnandaka, program pelatihan keterampilan bagi 12 ribu orang. Diharapkan melalui pelatihan ini warga dapat memiliki daya saing dan mampu membuka usaha sendiri sehingga dapat menciptakan peluang kerja.   

“Pemkab juga sedang gencarnya-gencarnya menarik investor dengan memberikan kemudahan perijinan, pembangunan infastruktur, serta paket kebijakan bagi mereka yang mau membuka usaha padat karya di pedesaan,” ujar Kusnandaka.

Sedangkan untuk mengelola dana bagi hasil (DBH) migas, kata dia, Pemkab sedang menyiapkan regulasi dan konsep tentang dana abadi migas. Dimana pendapatan dari sektor migas ini sebagian akan disimpan untuk generasi yang akan datang.

Dia berharap peran media untuk saling bersinergi memberikan edukasi kepada warga agar Bojonegoro menjadi lebih baik. “Sekarang ini, banyak media besar menerapkan jurnalisme positif. Artinya, keberhasilan sebuah pembangunan bisa menjadi berita yang menarik untuk diberitakan,” pungkas Kusnandaka.   

Pada kesempatan itu juga dilaunching media online www.rakyatindependen.com. Portal ini mengambil segmen tentang kondisi sosial budaya masyarakat pedesaan. (dwi/kominfo)