Oil and Gas

21 Sep 2020 00:00

Setelah mengenyam masa kejayaan produksi migas yang Tahun 1996 sempat mencapai titik puncak 1,6 juta BOPD, pada 2018 produksi minyak Indonesia tinggal 778.000 BOPD. Bahkan pada Tahun 2019 ini target produksi migas nasional justru turun menjadi 775.000 BOPD. Pada sisi lain kebutuhan energi (minyak) nasional mencapai 1,5 juta BOPD, sehingga masih harus mendapat pasokan dari luar negeri + 725.000 BOPD. Dengan demikian status Indonesia saat ini adalah Net Importer Oil.

Seluruh kawasan di Bojonegoro telah menjadi kawasan eksplorasi dan eksploitasi migas. Bahkan diperkirakan 25 persen cadangan pasti minyak Indonesia saat ini berada di wilayah Kabupaten Bojonegoro. Setidaknya terdapat 4 (empat) blok dan beberapa lapangan migas, yaitu :

  1. Blok Cepu Lapangan Banyu Urip dan Lapangan Kedung Keris yang dikelola ExxonMobil melalui anak perusahaan ExxonMobil Cepu Ltd dengan produksi + 229.000 BOPD, Lapangan Kawengan yang dikelola oleh Pertamina Field Cepu Asset IV dengan produksi + 1239 BOPD;
  2. Blok Tuban Lapangan Sukowati yang dikelola oleh Pertamina Asset IV dengan produksi + 9.842 BPOD;
  3. Blok Cepu Lapangan Jambaran-Tiung Biru, dimana masih dalam tahap konstruksi dengan perkiraan produksi gas tahun 2021 + 170 MMSCFD;  
  4. Blok Blora dimana wilayah kerjanya meliputi kecamatan Ngraho dan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro, serta Blok Nona yang wilayah kerjanya meliputi wilayah Bojonegoro Bagian Tenggara (Timur-Selatan), dimana kedua blok tersebut baru tahap eksplorasi.