Ini Cara Dinkes Bojonegoro Tekan angka AKI dan AKB

-
28 Feb 2016
184 seen

bojonegorokab.go.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Bojonegoro terus berupaya untuk menekan jumlah angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Salah satu tindakannya ialah dengan melakukan penyebarluasan informasi kepada masyarakat mengenai pengertian ibu hamil resiko tinggi serta bahayanya.

Menurut Kabid Yankes, M. Isnaini, kehamilan yang beresiko akan menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi serta mengganggu proses kehamilan dan persalinan bahkan mengancam jiwa ibu dan janin.

"Bahaya yang akan timbul disebabkan oleh ibu hamil resiko tinggi ialah bayi lahir belum cukup umur (prematur), bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR), keguguran (abortus), persalinan tidak lancar dan masih banyak lagi," ungkapnya.

Untuk mensiasati ini, pihaknya terus menginformasikan kepada setiap elemen masyarakat khususnya desa melalui program GDSC. “Salah satu upaya kami adalah dengan mendata jumlah ibu hamil yang beresiko untuk diberikan pendampingan selama proses kehamilan hingga kelahiran, " ujar Isnaini.

Dia menambahkan, ciri-ciri ibu hamil resiko tinggi diantaranya, ibu hamil terlalu muda (< 20th),terlalu tua (>35 th), terlalu lambat hamil pertama, (> 4th),terlalu cepat hamil lagi (< 2th), terlalu banyak anak 4/ lebih, dan terlalu pendek < 145cm. "Oleh karena itu, kami menghimbau untuk melakukan pencegahan dengan cara pendeteksian dini apabila memang termasuk ibu hamil resiko tinggi," katanya.

Upaya ini dimaksudkan agar dapat di lakukan tindakan antisipasi dan perbaikan. Di samping itu, lanjut Isnaini, pihaknya juga menginformasikan mengenai tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti, tidak mau menyusu atau muntah ketika minum. Bayi kejang, bayi lemah bergerak (bergerak ketika di pegang), bayi merintih, bayi demam dengan suhu lebih dari 36,5 derajat C.

"Apabila bayi mengalami ciri-ciri di atas maka harus di lakukan tindakan cepat dengan membawa ke Puskesmas atau bidan terdekat," pungkasnya.

Selain itu, ASI merupakan pilihan terbaik untuk bayi karena mengandung zat gizi yang di butuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan. ASI juga mudah di cerna dan di serap oleh bayi serta dapat melindungi bayi dari penyakit. Penyebarluasan informasi ini di maksudkan agar masyarakat dapat memahami ciri-ciri ibu hamil resiko tinggi dan gejala bayi sedang sakit, sehingga dapat meningkatkan kewaspadaan serta pendeteksian dini. (Rik/Kominfo)