Tempat - Tempat Wisata

11 Sep 2025 09:59

TEKSAS WONOCOLO

Tambang Minyak Tradisional Wonocolo

Tambang minyak tradisional Wonocolo berada di Desa Hargomulyo dan Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan, sekitar 50–60 km dari pusat Kota Bojonegoro dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Kawasan ini dikenal sebagai “Teksas Wonocolo”, singkatan dari Tekad Selalu Aman dan Sejahtera, sekaligus menggambarkan kondisi lingkungannya yang mirip ladang minyak di Texas, Amerika Serikat. Daya tarik utama kawasan ini adalah adanya sumur minyak tua peninggalan Belanda yang masih dikelola secara tradisional dengan rig kayu jati dan mesin mobil bekas. Proses ini menghasilkan pemboran hingga ratusan meter ke dalam bumi, menjadikan Wonocolo sebagai salah satu lokasi pemboran minyak paling dangkal di dunia. Sebagai bagian dari Petroleum Geoheritage Bojonegoro, pengunjung dapat menyaksikan langsung aktivitas penambangan minyak secara tradisional, sekaligus belajar tentang sejarah perminyakan rakyat. Selain itu, kawasan ini juga menawarkan berbagai wisata petualangan seperti jeep adventure, trail adventure, mountain bike, dan fun bike, yang membawa pengunjung menikmati keindahan alam sekitar. Terdapat pula Rumah Singgah yang berfungsi sebagai pusat informasi dan tempat diskusi tentang perminyakan rakyat.

 

  

GO FUN

Taman Hiburan Keluarga

GoFun Bojonegoro adalah salah satu destinasi rekreasi modern terbesar di Bojonegoro yang menghadirkan konsep taman hiburan keluarga dengan berbagai wahana seru dan fasilitas lengkap. Terletak di Jalan Veteran, Bojonegoro, tempat ini menjadi pilihan favorit untuk liburan bersama keluarga, teman, maupun rombongan sekolah. Di dalamnya, pengunjung dapat menikmati beragam wahana permainan, mulai dari kiddy land, bianglala, rumah hantu, gokart, hingga wahana air. Tidak hanya itu, ada juga panggung hiburan, food court, dan area selfi yang menambah daya tarik wisata ini. Suasana malam di GoFun semakin meriah dengan lampu warna-warni yang menghadirkan nuansa layaknya festival. Tempat ini juga sering digunakan untuk event besar, konser musik, pameran, hingga festival kuliner, sehingga selalu ramai dikunjungi terutama di akhir pekan dan musim liburan.

BUKIT CINTA NEGERI ATAS ANGIN SEKAR

Panorama Sunrise dari Ketinggian

Negeri Atas Angin berada di Desa Deling, Kecamatan Sekar, Kabupaten Bojonegoro, sekitar 50 km dari pusat kota. Terletak di ketinggian sekitar 650 mdpl, destinasi ini menyajikan panorama alam khas perbukitan dengan udara sejuk dan pemandangan yang memanjakan mata. Dari puncaknya, pengunjung dapat menikmati hamparan pegunungan hijau yang luas. Pada pagi hari, kawasan ini sering diselimuti kabut tebal sehingga tampak seperti berada di negeri di atas awan. Momen matahari terbit dan terbenam juga menjadi daya tarik utama bagi wisatawan maupun pecinta fotografi. Selain panorama alam, Negeri Atas Angin juga dikenal dengan sebutan “Bukit Cinta”. Konon, bukit ini menjadi tempat bertemunya Raden Atas Aji dan Ratu Sekar Sari, yang kerap menikmati keindahan sunrise dan sunset bersama di puncak bukit. Kini, kawasan ini menjadi salah satu ikon wisata alam Bojonegoro. Pengunjung dapat melakukan berbagai aktivitas seperti berkemah, outbound, hingga bersantai bersama keluarga. Dengan akses jalan yang semakin baik, Negeri Atas Angin sangat cocok bagi wisatawan yang mencari ketenangan, panorama indah, sekaligus pengalaman unik berada “di atas awan”.

WANA TIRTA DANDER

Wana Tirta Dander

Wana Tirta Dander yang berada 15 km selatan Kota Bojonegoro ini tepatnya di Desa Dander, Kecamatan Dander, Jawa Timur, Indonesia. Lokasi ini sangat ramai pada hari Minggu karena banyak masyarakat yang mengunjunginya pada saat hari libur. Wana Tirta Dander adalah salah satu destinasi wisata populer di Bojonegoro yang cocok untuk liburan keluarga. Berjarak hanya 13 km dari pusat kota, wisata ini berlokasi di Desa Dander, kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro. Dengan harga tiket yang terjangkau, pengunjung bisa menikmati suasana alam yang asri, taman bunga yang indah, serta pepohonan rindang yang menyejukkan. Tempat ini dilengkapi fasilitas lengkap seperti area parkir luas, mushola, warung makan, hingga spot foto instagenic. Salah satu daya tarik utamanya adalah waterpark kolam Renang Dander yang menyediakan berbagai wahana seru, baik untuk anak-anak maupun dewasa. Kolam renang dewasa dengan kedalaman 1,5 meter juga menjadi favorit pengunjung. Banyak yang menyebut Wana Tirta Dander sebagai tempat terbaik untuk bersantai, berfoto, sekaligus bermain air. Suasana alamnya yang masih sejuk membuat wisata ini pas untuk melepas penat dari rutinitas.

KEDUNG MAOR

Kedung Maor

Destinasi yang tidak kalah menarik yang warisan alam Kabupaten Bojonegoro adalah adanya Kedung Maor. Kedung Maor terletak di kawasan Resort Pemangku Hutan (RPH) Tretes, Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, sekitar 27 km dari Alun-Alun Bojonegoro dengan waktu tempuh sekitar 45 menit. Lokasi ini dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun roda empat hingga area parkir, meskipun jalan setelah gerbang wisata masih belum sepenuhnya mulus. Nama “Kedung Maor” berasal dari kata Kedung (kubangan air besar) dan Maor (suara macan/bergemuruh). Julukan ini sesuai dengan kondisi air terjun yang lebar, tinggi, dan mengeluarkan suara gemuruh terutama saat debit air sedang tinggi. Sumber airnya berasal dari Kali Soko dan limpahan Waduk Pacal, sehingga debit air bergantung pada musim. Aliran air jatuh deras ke sungai yang luas dengan bebatuan kapur besar, menciptakan panorama yang sering disebut sebagai “Little Niagara Bojonegoro”. Selain menjadi destinasi wisata air, kawasan Kedung Maor juga memiliki nilai geologi yang penting dan masih dalam kajian para ahli. Suasana asri, alami, dan sejuk menjadikan tempat ini cocok untuk melepas penat, bermain air, bersantai, hingga berburu foto.

WATU GANDUL

Hasil gambar untuk watu gandul bojonegoro
Watu Gandul

Watu Gandul terletak di Desa Sambongrejo, Kecamatan Gondang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, sekitar 90 menit perjalanan dari pusat kota. Destinasi ini terkenal dengan formasi batuan raksasa yang tersusun alami, salah satunya tampak menggantung di antara bebatuan lain, sehingga masyarakat setempat menyebutnya "Watu Gandul". Batu-batu besar di lokasi ini memiliki bentuk unik, seolah tersusun secara artistik layaknya karya arsitek alam. Terdapat tiga batu utama yang menggantung berundak dengan ketinggian sekitar 45–50 meter, menambah daya tarik bagi wisatawan yang menyukai tantangan dan keindahan alam. Secara geologi, kawasan ini tersusun dari batuan beku vulkanik jenis andesit beserta runtuhannya, yang diperkirakan berasal dari aktivitas gunung berapi pada masa lampau, salah satunya Gunung Pandan. Keunikan geologi tersebut menjadikan Watu Gandul berpotensi sebagai kawasan geoheritage atau geopark. Selain nilai geologinya, kawasan perbukitan di sekitar Watu Gandul menyajikan panorama alam khas dataran tinggi dengan udara sejuk, pepohonan rindang, serta suasana asri yang cocok untuk wisata alam, fotografi, maupun edukasi. Dengan keindahan alam dan nilai sejarah geologinya, Watu Gandul menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Bojonegoro yang layak untuk dikunjungi.

GROWGOLAND
 

Sumber Air Grogolan

Wisata alam Growgoland atau Sumber Air Grogolan berlokasi di Desa Ngunut, Kecamatan Dander, sekitar 30 menit dari Kota Bojonegoro. Destinasi ini menawarkan kejernihan mata air alami dengan suasana rindang dan sejuk. Pengunjung dapat menikmati serunya ngintir (tubing) dengan ban donat di aliran sungai dengan panjang trek sekitar 300 meter, berendam di kolam berair jernih, selain itu pengunjung juga bisa berenang di kawasan ini karena kedalamannya hanya 1,5 meter. Kawasan ini juga cocok untuk camping keluarga, ditambah kuliner lokal dan fasilitas pelampung untuk anak-anak. Growgoland menjadi pilihan tepat untuk wisata alam, rekreasi keluarga, maupun melepas penat di akhir pekan.

 

  

AGRO BELIMBING NGRINGINREJO

Agrowisata Belimbing Segar Bojonegoro

Lokasi wisata Agro Belimbing Ngringinrejo terletak di Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, sekitar 15 km barat Kota Bojonegoro. Destinasi agrowisata unggulan ini terkenal dengan buah belimbing segarnya. Pengunjung akan dimanjakan dengan panorama pedesaan, deretan warung makan ala desa, serta penjual belimbing di sepanjang jalan menuju kebun. Di dalam area kebun, terdapat gazebo yang sejuk karena dikelilingi tanaman belimbing yang sudah berumur 25 tahun. Pengunjung juga dapat memetik belimbing langsung dari pohonnya dan menikmatinya di tempat. Jalan di dalam kebun sudah berpaving sehingga nyaman untuk berjalan. Jika masih ingin berpetualang, wisatawan bisa melanjutkan kunjungan ke Bendung Gerak yang memiliki 7 pintu sambil menikmati panorama Sungai Bengawan Solo.

 

  

BENDUNGAN GERAK

Bendungan Gerak

Bendungan Gerak berlokasi di Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Bendungan yang menghabiskan dana pinjaman senilai Rp 351 miliar dari Japan International Corporation Agency (JICA) itu memiliki multifungsi. Antara lain sebagai pengendali banjir, irigasi, penyedia air baku bagi industri dan rumah tangga juga dicanangkan sebagai salah satu tempat wisata bagi Kabupaten Bojonegoro. Keberadaan Bendungan Gerak ini fungsinya di samping sebagai penyedia air untuk rumah tangga, pertanian, juga sekaligus menjaga dari kerusakan ekosistem sungai Bengawaan Solo supaya tak meluas ketika banjir menerjang dan sebagai bentuk tata kelola air di Jawa Timur. Manfaat lain bendungan ini adalah untuk persediaan air bagi pertanian di saat musim kemarau, untuk kebutuhan industri, dan sebagai jembatan penghubung antara Desa Padang dengan Desa Ngringinrejo Kecamatan Kalitidu. Untuk pertanian, bendungan ini mampu mencukupi kebutuhan pengairan bagi lahan pertanian seluas 6.400-9.000 hektar yang tersebar di delapan kecamatan. Yakni Trucuk, Kalitidu, Purwosari, Malo, Padangan, Kasiman, Ngraho, dan Margomulyo. Juga pertanian di Blora. Karena bendungan yang memiliki tampungan sepanjang 50 km itu mampu menampung debit air hingga 13 juta kubik dengan debit air 5.850 liter per detik. Dengan pembangunan bendungan ini petani yang berada di bantaran sungai Bengawan Solo, khususnya di atas bagian hulu bendungan akan mempu meningkatkan produktivitas pertanian. Sebelumnya petani hanya bisa melakukan tanam dua kali setahun, sekarang diharapkan bertambah menjadi tiga kali tanam dalam setahun. Dulu sekitar 21 ribu hektar lahan pertanian padi di Bojonegoro Barat andalkan pertanian tadah hujan. Setelah ada Pompanisasi, wilayah itu tidak mampu melakukan 2 kali panen dalam setahun. Maka sawah beririgasi dengan pompa air menjadi menjadi 6000 ribu hektar. Dengan adanya bendungan gerak ini 11 ribu hektar sawah akan bisa ditanami dua kali setahun. Dan menghasilkan 7 ton rata rata per hektar. Pembangunan bendungan ini sudah direncanakan sejak zaman kolonial Belanda. Namun karena pemerintah penjajah waktu itu bangkrut, pembangunan bendungan ini urung dilaksanakan. Bendung gerak ini banyak memberikan manfaat bagi masyarakat Bojonegoro. Selain untuk kebutuhan baku irigasi juga bisa dipakai kebutuhan industri air minum dan industri migas. Serta membuka akses wilayah yang selama ini terisolir sebab ada jembatan sepanjang 504 meter, dan lebar sekitar 4 meter. Bendungan ini berdiri di lahan seluas 1.841.752 meter.

 

  

WADUK PACAL

Bendungan Peninggalan Belanda 1933

Objek Wisata Waduk Pacal yang yang berlokasi di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, sekitar 35 kilometer dari pusat Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Waduk ini memiliki luas sekitar 3,878 hektare dengan kedalaman 25 meter, merupakan bangunan sarana pengairan peninggalan masa kolonial Belanda yang dibangun pada tahun 1933 dan masih berfungsi hingga kini. Daya tarik utama Waduk Pacal terletak pada kemegahan dan kekokohan bangunan peninggalan Belanda, hamparan air yang luas, serta panorama perbukitan hijau dan hutan jati yang mempesona. Pada musim penghujan, debit air meningkat sehingga pemandangan tampak semakin indah, sedangkan pada musim kemarau kawasan ini kerap dimanfaatkan sebagai lokasi memancing maupun wisata alam terbuka. Selain menyuguhkan keindahan alam, Waduk Pacal juga menyimpan nilai sejarah yang penting karena menjadi salah satu infrastruktur peninggalan Belanda yang masih terawat dengan baik. Saat ini, kawasan tersebut berkembang menjadi destinasi wisata keluarga, rekreasi air, sekaligus lokasi favorit untuk berfoto dengan nuansa klasik yang khas.

 

  

MASJID AN-NAHDLA

Masjid Megah Bojonegoro Barat

Masjid An Nahdla terletak di Desa Sumberjo, Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro, berdiri megah di atas lahan seluas 2,9 hektare. Masjid ini menjadi destinasi wisata religi baru di kawasan Bojonegoro barat, tepat di perbatasan dengan Kabupaten Ngawi. Keunikan masjid ini terlihat dari perpaduan arsitektur bergaya Timur Tengah dengan sentuhan ornamen Jawa, menciptakan nuansa religius sekaligus artistik. Bangunan utamanya dilengkapi teras marmer luas, area teduh yang nyaman, serta tempat wudu representatif, menjadikannya ramah bagi jamaah maupun pengunjung. Masjid ini resmi dibuka pada 27 Desember 2024 dan sejak saat itu langsung menarik ribuan umat muslim, tidak hanya dari Bojonegoro, tetapi juga dari berbagai daerah sekitar. Selain sebagai tempat ibadah lima waktu, Masjid An Nahdla juga diproyeksikan sebagai pusat kegiatan keagamaan dan wisata religi unggulan di Bojonegoro.

 

  

KAYANGAN API

Api Abadi Sejak Zaman Majapahit

Kayangan Api merupakan wisata yang menyuguhkan sumber api yang tak kunjung padam yang terletak pada kawasan hutan lindung di Desa Sendangharjo Kecamatan Ngasem,Kabupaten Bojonegoro,Jawa Timur. Sebuah desa yang memiliki kawasan hutan sekitar 42,29% dari luas desa. Menurut cerita, Kayangan Api adalah tempat bersemayamnya Mbah Kriyo Kusumo atau Empu Supa atau lebih dikenal dengan sebutan Mbah Pandhe berasal dari kerajaan Majapahit. Di sebelah barat sumber api terdapat kubangan lumpur yang berbau belerang dan menurut kepercayaan saat itu Mbah Kriyo Kusumo masih beraktivitas sebagai pembuat alat-alat pertanian dan pusaka seperti keris, tombak, cundrik dan lain-lain. Sumber Api, oleh masyarakat sekitarnya masih ada yang menganggap keramat dan menurut cerita, api tersebut hanya boleh diambil jika ada upacara penting seperti yang telah dilakukan pada masa lalu, seperti upacara Jumenengan Ngarsodalem Hamengku Buwono X dan untuk mengambil api melalui suatu prasyarat yakni selamatan/wilujengan dan tayuban dengan menggunakan fending eling-eling, wani-wani dan gunungsari yang merupakan gending kesukaan Mbah Kriyo Kusumo. Oleh sebab itu ketika gending tersebut dialunkan dan ditarikan oleh waranggono tidak boleh ditemani oleh siapapun. Dari berbagai sumber cerita, maka Kayangan Api yang letakya sekitar 25 km dari ibukota Bojonegoro dijadikan sebagai obyek wisata alam dan dijadikan tempat untuk upacara penting yakni saat perayaan Hari Jadi Kabupaten Bojonegoro, ruwatan masal dan Wisuda Waranggono. Tempat wisata ini telah dibenahi dengan berbagai fasilitas seperti pendopo, tempat jajanan, jalan penghubung ke lokasi dan fasilitas lainnya. Lokasi kayangan api sangat baik untuk kegiatan sebagai lokasi wisata alam bebas(outbound). Dan pada hari-hari tertentu terutama pada hari Jum'at Pahing banyak orang berdatangan di lokasi tersebut untuk maksud tertentu seperti agar usahanya lancar, dapat jodoh, mendapat kedudukan dan bahkan ada yang ingin mendapat pusaka. Acara tradisional masyarakat yang dilaksanakan adalah Nyadranan (bersih desa) sebagai perwujudan terima kasih kepada Yang Maha Kuasa. Pengembangan wisata alam Kayangan Api diarahkan pada peningkatan prasarana dan sarana transportasi, telekomunikasi dan akomodasi yang memadai. Kunjungan ke obyek wisata.Wisata Indonesia Surga Dunia.