Bojonegoro Bebas Buta Aksara sejak 2014

-
04 Mar 2016
3.637 seen

bojonegorokab.go.id - Meski Kabupaten Bojonegoro sudah dinyatakan bebas buta aksara pada tahun 2014 dan mendapatkan penghargaan dari Propinsi Jatim, namun program tersebut terus ditingkatkan. Semua bertujuan untuk menuntaskan buta aksara di Kabupaten Bojonegoro. Demikian ditegaskan Kasi Keaksaraan Kesetaraan PNFI Dinas Pendidikan Bojonegoro, Wahyu Hidayat, Jumat (04/03/2016). Menurutnya, program keaksaraan fungsional (KF) tuntas pada tahun 2015 dengan jumlah lebih dari 7.000 peserta. "Dalam mengatasi masalah buta aksara Pemkab Bojonegoro memberikan pelatihan yang di kenal dengan sebutan Keaksaraan Fungsional (KF) yang sukses tahun lalu dan dilanjutkan dengan KF lanjutan," katanya. Program KF lanjut dia, terdiri dari dua tingkatan yaitu KF dasar dengan 6 bulan masa pendidikan atau 114 jam. "Diteruskan dengan KF lanjutan dengan 3 bulan masa pendidikan atau sekitar 86 jam," jelasnya. Wahyu menambahkan, selain mendapat pendidikan gratis karena sudah di anggarkan dalam APBD Jatim, pelajar juga akan mendapat Surat keterangan melek aksara (SUKMA) sesuai dengan program yang mereka ikuti. "Pendidik dalam program ini juga merupakan pendidik professional yang tergabung dalam suatu lembaga pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) yang di akui oleh Nasional," imbuhnya. Ada sekitar 32 lembaga yang tersebar di seluruh Kecamatan dan Desa se- Kab. Bojonegoro. Sehingga terkait perempuan penyandang buta aksara di Bojonegoro sudah tuntas sejak tahun lalu. "Akan tetapi permasalah itu akan muncul lagi ketika kesadaran dari diri sendiri untuk menerapkan ilmu yang di dapat kurang," ujar Wahyu. Hal tersebut yang memungkinkan mereka lupa akan pelajaran yang di dapat dan membuat mereka kembali mengalami kesulitan ketika membaca maupun menulis. Beberapa dari penyandang buta aksara adalah masyarakat yang tinggal di daerah pinggiran sehingga mereka kurang mendapat motivasi atau dukungan orang tua untuk memperoleh pendidikan yang sewajarnya. "Di samping itu, kondisi lingkungan yang tidak mendukung mereka untuk terus berupaya mendapatkan pendidikan," pungkasnya. Sementara itu Pemkab Bojonegoro terus berupaya untuk menggerakkan minat masyarakat untuk terus mengenyam pendidikaan hingga tinggat SLTA. Untuk mereka yang terpaksa putus sekolah Pemkab menyediakan program kejar paket A,B,C. Yang bisa mereka ikuti untuk mengejar ketertinggalan mereka, selain itu mereka juga akan mendapat ijazah. (Rik/Kominfo)