bojonegorokab.go.id – Pembangunan di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur akan semakin terarah dan terencana menyusul terbangunnya sistem informasi desa (SID). Melalui sistim ini, semua data yang ada di desa tercover dalam SID sehingga pemerintah dengan mudah menentukan arah kebijakan pembangunan.
Ada 200 indikator data yang masuk dalam SID. Di antaranya mulai dari data jumlah penduduk, luas wilayah, ternak, hingga pengeluaran biaya rumah tangga dan biaya pengeluarkan pertanian yang dikeluarkan warga di desa setempat. Bahkan jika diperdalam lagi akan muncul 700 indikator data di setiap desa.
Saat ini, SID telah diterapkan di tiga desa di Kabupaten Bojonegoro dan satu desa di Tuban. Untuk Bojonegoro adalah Desa Mojodelik, Kecamatan Gayam; Desa Sedahkidul, Kecamatan Purwosari, dan Desa Ngujung, Kecamatan, Temayang. Sedangkan satu desa di Kabupaten Tuban adalah Desa Sidodadi, Kecamatan Bangilan.
Program SID ini dilaksanakan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) bekerjasama dengan Insist dan 15 lembaga Sawadaya Masyarakat (LSM) Bojonegoro, Jawa Timur pendamping program kemasyarakatan di Lapangan Banyuurip, Blok Cepu.
“Pendataan yang kita lakukan berbasis keluarga. Jadi data yang masuk dalam SID ini sangat valid dan akurat,” kata Solichul Hadi, Fasilitator dari Insist di sela-sela Launching dan Seminar SID bertajuk “Membangun dan Melayani dengan Data” di Pendapa Malwopati Pemkab Bojonegoro, Rabu (23/3/2016).
Dengan data dalam SID ini dapat dijadikan bahan perencanaan pembangunan dan pelayanan oleh pemerintah desa maupun pemerintah kabupaten. Dengan begitu, pembangunan yang dilaksanakan bisa lebih efektif, efisien, dan tepat sasaran.
“Karena pembangunan tanpa data akurat sama saja memubazirkan anggaran,” tegas Hadi.
Selain itu, dengan SID juga meminimalisir konflik sosial di tingkat desa. Karena semua pembangunan dan bantuan yang diterima pemerintah desa tepat sasaran. “Seperti bantuan dari pemerintah yang kerap menimbulkan konflik di masyarakat terjadi karena tidak akuratnya data,” tandas Hadi.
Diharapkan kepada LSM Bojonegoro dan tim perencanaan desa yang sudah dilatih membuat SID ini untuk mengembangkannya ke desa-desa lainnya di Bojonegoro maupun Tuban. Sehingga nantinya semua pendataan akan merujuk pada SID.
“Untuk itu diperlukan komitmen kuat dari setiap desa untuk membangun SID ini. Mulai dari peralatan dan pembiayaannya. Dengan data yang dimiliki ini akan meningkatkan bargaining desa dengan pemerintah maupun perusahaan swasta,” tegas Hadi.
Bupati Bojonegoro, Suyoto, mengapresiasi SID ini. Bahkan pihaknya berjanji membangun sebuah sarver besar sebagai pusat data sehingga dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat luas.
“Ini sangat membantu arah kebijakan pembangunan di Bojonegoro. Karena itu akan kita kembangkan di semua desa di sini,” tegas Suyoto saat membuka launching dan seminar SID. Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber dari Kementerian Desa dan Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi, Komisi Informasi Pulik Jawa Timur.(dwi/kominfo)