bojonegorokab.go.id - Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP)Kabupaten Bojonegoro berhasil mengubah asumsi bahwa tak selamanya sampah berakibat buruk bagi warga sekitar. Apalagi sampah yang masuk ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) mencapai 250 meter kubik setiap hari dan sangat membahayakan warga sekitar karena mereka akan menghirup udara yang tidak sehat. Oleh karenanya DKP melakukan fermentasi dengan memanfaatkan setiap sampah organik yang masuk ke TPA untuk membuat gas metane. "Gas methane nantinya dapat di manfaatkan warga sekitar untuk keperluan memasak sebagai pengganti LPG," ungkap Nurul Azizah, Kepala DKP Bojonegoro. Selain itu lanjut dia,juga memanfaatkan sampah organik sebagai pupuk kombo, yang nantinya bisa digunakan untuk pupuk berbagai tanaman seperti bunga. Berdasarkan Undang- undang nomor 18 Tahun 2008 bahwa perlu di lakukannya pencegahan agar tidak terjadi pencemaran udara yang merusak ozon juga udara busuk yang nantinya akan mengundang banyak lalat. Masih menurut Nurul Azizah, sejak tahun 2013 pihaknya terus berupaya untuk menjadikan TPA sebagai pusat edukasi. "Tentunya bukan hal mudah, oleh karena itu faktor lingkungan dan dukungan warga kami jadikan dorongan untuk menciptakan anggapan bahwa sampah tidak selamanya buruk untuk kesehatan apabila kita bisa memilah juga memanfaatkannya," katanya. Ditambahkan, pemanfaatan sampah ini bukan hanya menguntungkan warga sekitar karena pemulungpun juga masih bisa mencari nafkah dengan memanfaatkan sampah nonorganik. "Sehingga hal ini tidak merugikan siapapun," imbuhnya. Harapannya masyarakat lebih sadar akan lingkungan sekitar, sehingga dengan kesadaran itu akan muncul keinginan untuk merawat juga memelihara. (Rik/Kominfo)