Kang Yoto Sampaikan Tiga Pilar Membangun Bojonegoro

-
08 Apr 2016
158 seen

bojonegorokab.go.id - Menyatukan pemikiran agar terwujud suatu gagasan nyata yang dapat memberi manfaat untuk masyarakat bukanlah perkara mudah. Terlebih banyaknya tuntutan dari masyarakat yang menginginkan Pemerintahan yang terbuka dan selalu mengedepankan kepentingan rakyat. Hal ini tidak dijadikan suatu permasalahan oleh Kang Yoto, Bupati Bojonegoro karena dalam kepemimpinannya selalu mengedepankan konsep bahagia. Oleh karena itu setiap menjalankan tugasnya sebagai orang nomor satu di Bojonegoro tidak merasa ada beban. Kang yoto, menegaskan pemerintahan harus hadir sebagai pelindung,pengemban amanat rakyat dan melayani,mencerahkan serta memberdayakan.seperti yang di lakukan sejak awal pemerintahannya, yang selalu melibatkan publik dalam pembangunan untuk mewujudkan Bojonegoro agar lebih baik lagi. Sadar bahwa tugas terebut bukanlah perkara mudah, sehingga umpatan dan makian kerap di lontarkan untuk sang pemimpin ini. Konsep ini juga di wujudkan Bupati Bojonegoro untuk membangun desa-desa di Bojonegoro. Secara tegas dihadapan peserta pembinaan aparatur desa di Kecamatan Bubulan kemarin (07/04/2016) Kang Yoto membagikan resep sukses membangun.  Menurut Kang Yoto, ada 3 pilar membangun desa yang pertama percaya dengan kekuatan dan kemampuan diri sendiri. "Harus diingat bahwa yang bisa membawa desa maju dan sebaliknya adalah komponen desa itu sendiri mulai kepala desa,perangkat desa dan masyarakat," ungkapnya. Kedua lanjut dia, harus memahami masalah dimasing-masing desa kemudian menentukan solusi atas permasalahan yang terjadi dan Ketiga adalah mendahulukan semangat memberi jangan meminta. "Dengan memberi inilah kita mampu berbuat banyak untuk masyarakat, namun jika hanya meminta kita tak akan merasa puas. Sinergi ini harus seimbang dan diutamakan semanga memberi untuk kemajuan desa," katanya. Kang Yoto menambahkan, bahwa menjadi seorang pemimpin tak hanya menyelesaikan masalah birokrasi dan pembangunan, akan tetapi juga masalah pribadi warga. Hal ini sudah kita dibuktikan. Melalui protes- protes dari masyarakat yang kita terima. Karena salah satu alasan mereka melakukan protes maupun makian ialah sebagai pelampiasan. Bahwa sebenarnya masyarakat belum memahami secara gamblang permasalah pemerintahan," jelas Kang Yoto. (Rik/Kominfo)