bojonegorokab.go.id - Ratusan mahasiswa Universitas Bojonegoro (Unigoro) dan sejumlah elemen masyarakat melakukan demonstrasi menentang kebangkitan faham Partai Komunis Indonesia (PKI), Kamis (19/5/2016). Mereka melakukan aksi di sejumlah titik yakni di halaman gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD), depan Kantor Pemkab, dan Kodim 0813 Bojonegoro. Pendemo juga diikuti oleh sejumlah dosen Unigoro dari berbagai jurusan. Selain itu, juga dari PD Muhammadiyah, Satkorcab Banser, PC Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, PD Tapak Suci Putra Muhammadiyah, Margaluyu 151, PD Nasi'atul Aisyiyah, PD Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Kwarda Hizbul Wathan dan FKPPI. Koordinator Lapangan, Didik Indra Wahyudi menyampaikan, paham komunis yang dianut PKI dalam kehidupan politik di Indonesia telah terbukti menciptakan iklim yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa Indonesia yang berfalsafah Pancasila. "Oleh sebab itu, dalam pernyataan sikap ditegaskan bahwa kami menolak kebangkitan PKI di Indonesia dengan berbagai macam bentuk gerakannya," ujarnya, Kamis (19/5/2.16). Di dalam pernyataan sikap yang dibacakan pendemo juga disampaikan semua generasi muda di daerah setempat untuk meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi bahaya laten komunis. Paham komunis, semakin hari terlihat tanda-tanda gerakannya sehingga harus disikapi secara tegas dengan pihak-pihak terkait sesuai ketentuan yang berlaku. Kepada Pemerintah baik sipil maupun militer diminta melakukan tindakan tegas mengantisipasi bangkitnya komunis dengan langkah koordinatif bersama dengan komponen masyarakat. "Untuk menghindari konflik horizontal anak bangsa maka kami menolak upaya pembongkaran kuburan massal yang di klaim oleh PKI," tegasnya. Usai menggelar demo di Gedung DPRD kemudian pendemo menggelar lagi aksi serupa di depan kantor pemerintah kabupaten (pemkab), dengan penjagaan ratusan petugas kepolisian resor (polres) setempat. Sementara iti, Wakil Ketua Komisi A, Anam Warsito, mengatakan, saat ini negara asing telah berupaya menguasai negara berkembang seperti Indonesia. "Upaya itulah yang harus dilawan," ujarnya saat menemui pendemo. Menurutnya, negara asing sengaja menjadikan Indonesia tidak bisa mengolah sendiri sumber daya alam yang dimiliki. Agar, perusahaan merekalah yang bisa berkembang dan beroperasi secara maksimal dengan cara mengambil dan memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia. "Salah satu contoh ya di Bojonegoro ini," tandasnya. Anam menyatakan, perusahaan-perusahaan asing yang sudah berkuasa di Indonesia antara lain, freeport yang melakukan penambangan tembaga, emas dan perak di daerah Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, ExxonMobil Cepu Limited (EMCl) yang melakukan penambangan minyak dan gas bumi (migas) di Kabupaten Bojonegoro, Caltex pertambangan minyak dan gas bumi di Riau, Newmont pertambangan emas di Minahasa dan Danone perusahaan asing yang menjual air Indonesia kepada orang Indonesia.(dwi/kominfo)