bojonegorokab.go.id - Tahun 2014 Azizah Anggraini (2) lahir dengan kondisi kembar (Gemelli) pada tanggal 22 Mei di salah satu Bidan Praktek Swasta di Bojonegoro, dengan kondisi Berat Badan Lahir BBL seberat 1500 gram. Melihat kondisi seperti itu Azizah langsung dirujuk ke RSUD Bojonegoro dengan menggunakan Jamkesda/SKTM dan dirawat kurang lebih selama 1 bulan. Azizah kemudian dirujuk ke RS Dr.Soetomo Surabaya untuk mendaptkan penanganan lebih lanjut dan akhirnya sampai mendaptkan pemeriksaan rutin setiap bulannya.Seiring berjalannya waktu, perkembangan Azizah belum begitu baik. Setiap menangis seluruh badannya membiru dan berat badannya sulit naik sehingga masuk dalam kategori kondisi gizi kurang.
Berikut kronoligi penanganan terhadap Azizah:
12 Februari 2016.
Erni hidayawati (ibu dari azizah) menyampaikan permasalahan yang dihadapinya pada saat dialog jumat di pendopo kabupaten Bojonegoro karena tidak mampu menanggung biaya pengobatan buah hatinya setiap kali diperiksa ke Surabaya, soal biaya transport dan pembelian obat di luar daftar obat jamkesda seharga Rp.600.000,- setiap bulan.
Petugas bidan desa kauman mengunjungi rumah yang bersangkutan untuk menanyakan kesulitan dan kendala yang dihadapi selama ini. salah satunya soal adalah obat yang tidak ditanggung jamkesda, namun pasien tidak memahaminya karen obat yang digunakan berbentuk racikan.
13 Februari 2016
Kepala Puskesmas Wisma Indah beserta bidan desa kauman kembali mengunjungi rumah pasien untuk memeriksa kondisi anak dan berkas-berkas hasil pemeriksaan dari RS Dr.Soetomo Surabaya. hasil data rekam medik dari RS Dr.Soetomo menyatakan bahwa Azizah menderita penyakit Tetralogi Fallot (Kelainan Jantung Bawaan) dan akan direncanakan operasi bila anak sudah berusia 4 tahun dan berat badan sudah di atas 10 kg, padahal saat ini usianya masih 2,5 tahun dan berat badannya masih 7 kg. Obat yang didapat dari dokter spesialis Anak RS Dr.Soetomo berupa Propanolol dan obat racikan berbentuk seperti kapsul minyak ikan yang tidak tertulis namanya.
Saat ditemui Kondisi Azizah sehat, aktif, dan tidak panas, tetapi azizah kurus dan termasuk dalam kondisi gizi kurang. Pihak RS Dr.Soetomo menyarankan untuk diberikan susu pediasure untuk menambah gizi, tapi karena tidak mampu Azizah hanya diberikan susu SGM, dan pihak puskesmas tidak memberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dikarenakan bukan termasuk Gizi buruk.
14 Februari 2016
Petugas Gizi Puskesmas Wisma Indah memeriksa kondisi gizi Azizah kemudian diberikan bantuan PMT melalui Susu Pan Enteral.
15 Februari 2016
Erni orang tua Azizah mendatangi polindes, mengeluhkan anaknya mengalami Diare setelah minum Pan Enteral. Berdasarkan hasil konsultasi ke Ahli Gizi Puskesmas dan dokter akhirnya pemberian Pan Enteral dihentikan.
22 Februari 2016
Puskesmas melanjutkan pemberian PMT mengganti Pan Eternal dengan Susu Curcuma dan multivitamin curcuma setiap satu minggu sekali sebanyak 4 kotak. Tapi Erni tidak berkenan memberikan sirup multivitamin dikarenakan sudah banyak mendapatkan vitamin. Jatah PMT sudah habis sebelum waktu yang ditentukan, karena sebelum satu minggu, yang bersangkutan sudah meminta jatah susu tersebut. dan akhirnya pihak puskesmas menambahkan kebutuhannya menjadi 6 kotak dengan rentang satu minggu sekali. Akhir bulan Mei, Erni mengajak Azizah pergi ke Jakarta untuk memeriksakan kondisinya ke RS. Harapan Kita dan ke Indosiar untuk mendaftarkan diri ke Program Tali Asih .
19 Juli 2016
TIM Sapa Keluarga Dengan Kasih (SAGASIH) yang terdiri dari Dinas Kesehatan Kab Bojonegoro, Bag Humas, Pemkab Bojonegoro, PKK Kecamatan Bojonegoro dan desa kauman, Puskesmas Wisma Indah beserta Lurah Kauman, mengunjungi rumah pasien untuk memberikan perhatian,memberikan semngat dan bantuan untuk penanganan berat badan.
20 Juli 2016
Pihak dari Pertamina bersedia menjadi donatur untuk pelaksanaan pengobatan pasien di RS.PHC Surabaya.
21 Juli 2016
09.00 WIB pasien dijemput oleh pihak Pertamina menggunakan ambulance untuk dibawa langsung ke surabaya untuk melakukan pemeriksaan dan penanganan penyakit yang bersangkutan. Setibanya di rumah sakit kemudian dilakukan pemeriksaan fisik dan ditentukan diagnosa penyakitnya. saat itu Pihak dokter RS.PHC menyatakan akan melakukan tindakan kateterisasi pada hari senin 25 Juli 2016, sehingga Azizah harus dirawat inap terlebih dahulu untuk menyiapkan kondisi fisiknya. Akan tetapi pihak keluarga menolak untuk dirawat inap, dengan alasan sudah mendaftarkan Azizah di RS Harapan Kita Jakarta dan sudah berjanji untuk memenuhi persyaratannya.
Telah diupayakan oleh berbagai pihak (Pkm WIsma Indah, pihak Pertamina) untuk mengusahakan supaya pasien tidak pulang dan bersedia untuk Persiapan tindakan kateterisasi di surabaya. Sampai akhirnya pihak keluarga tetap memutuskan untuk membawa Azizah pulang ke Bojonegoro saat itu juga pada sore hari pukul 17.00 dengan menggunakan ambulance dari donatur.
22 Juli 2016 jam
13.30 Tim Sagasih (Dinkes, dan Pusk Wisma Indah) kembali mengunjungi rumah Azizah untuk kembali menanyakan kepada Erni tentang kejelasan pengobatan anaknya. selanjutnya Erni berkenan untuk melanjutkan pengobatan anaknya kembali ke RS PHC,Surabaya.
Pemkab mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun materiil. dan memohon kepada seluruh masyarakat Bojonegoro untuk medoakan semoga penanganan terhadap Azizah dapat berjalan dengan lancar.(Hms)