bojonegorokab.go.id - Berada di daerah pinggiran bengawan dengan lahan yang kurang produktif membuat masyarakat dituntut untuk berfikir kreatif demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satunya adalah Nur Qoiroh Umatin, warga Desa Simorejo Kecamatan Kanor ini.
Dengan memanfaatkan sumber daya yang telah ada seperti embung, ia membudidayakan ikan lele. Akan tetapi yang membuat wanita ini berbeda dengan orang pada umumnya adalah ia tidak memelihara lele, memanen kemudian menjualnya begitu saja.
Dia berpikir bagaimana dengan lele ini bisa mendatangkan nilai tambah ekonomi yang lebih bagi dirinya maupun orang disekitarnya. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk membuat home industri yang diberi nama kelompok Kawasan Ekonomi Masyarakat (KEM) Wahana Petra Legawa, yang melibatkan 7 orang tenaga kerja.
Dari home industri ini mereka mengolah daging lele menjadi bakso nugget, sedangkan kepala dan tulangnya diolah menjadi kecap, yang diberi nama Kecap Raja Ikan. jadi dari ikan lele tersebut, semua difungsikan dan tidak ada yang terbuang sia-sia. Nur menyampaikan bahwa kelompoknya bisa membuat kecap raja ikan, berawal dari pelatihan yang didapat dari ITN malang. Mereka juga mendapat dana sharing dari pertamina.
Ia menjelaskan bahwa pembuatan kecap raja ikan ini berbahan dasar kepala dan tulang ikan lele, gula merah serta rempah-rempah. Dan dalam pembuatannya pula, membutuhkan proses fermentasi 3-4 hari dengan suhu dijaga sampai 70 c dan di hari terakhir suhu diturunkan menjadi 50 c.
Dalam 1 minggu, mereka bisa memproduksi kecap raja ikan sebanyak 60 botol kecil dari 500 gr kepala dan tulang ikan lele, dengan harga jual Rp. 7000 per botol. Sekarang ini, usaha mereka sudah berjalan 2 tahun dan pemasarannya masih disekitar Bojonegoro saja.
Nur berharap ada pelatihan pemasaran dari pihak pemerintah, agar usahanya bisa lebih maju dan berkembang. "Kami akan terus mendukung produk-produk lokal untuk semakin diperluas produksinya maupun pemasarannya" ungkap Camat Kanor, Subiyono, SH, M.Si yang memiliki hobbi bernyayi ini. (***)