bojonegorokab.go.id - Pemkab Bojonegoro menggelar Tasyakuran HUT Proklamasi Ke -71 RI di Pendopo Malowopati Selasa malam (16/08/2016). Acara ini selain dihadiri Bupati Suyoto dan Wakil Bupati Setyo Hartono juga seluruh kepala SKPD termasuk jajaran Forpimda serta para tokoh masyarakat hingga pemuka agama dan Tim Penggerak PKK Kabupaten. Tasyakuran ini merupakan kegiatan rutin tahunan jelang peringatan HUT Kemerdekaan RI. "Malam ini luar biasa kita bisa berkumpul bersama untuk merekflesikan kemerdekaan kita," ungkap Suyoto Bupati Bojonegoro. Dia mengatakan ada trilogi dasar atau tiga pilar pembangunan bangsa Indonesia yakni kemandirian politik, ekonomi dan budaya. "Dan saat ini tiga pilar itu berkumpul di sini," ujar Kang Yoto Tiga pilar pembangunan bangsa yang berkumpul di pendapa yang dimaksud Kang Yoto-sapaan akrab Bupati Suyoto adalah para politisi, pengusaha, guru dan tokoh agama dari lintas agama yang hadir dalam kegiatan ini. "Mereka adalah pilar politik, ekonomi, dan budaya," tegasnya. Untuk merefleksikan hari bersejarah ini, lanjut Kang Yoto, pihaknya menggelar rangkaian kegiatan HUT RI ke 71 di sejumlah tempat sesuai tiga pilar pembangunan bangsa. Yakni menjadikan pendapa sebagai wujud pilar kemandirian politik. Kemudian kantong-kantong perekonomian sebagai wujud kemandirian ekonomi, dan pusat budaya sebagai wujud kemandirian budaya. "Mengapa kita besok malam melaksanakan resepsi kemerdekaan di Go Fun, karena tempat itu merupakan pilar kemandirian ekonomi. Ini seperti yang diinginkan Presiden Jokowi dimana untuk mensejahterakan masyarakat harus memiliki kemandirian ekonomi," "Kita juga sudah merencanakan untuk peringatan Hari Jadi Bojonegoro nanti akan dilaksanakan tiga tempat yakni wilayah timur, selatan, dan barat sebagai wujud tiga pilar pembangunan Indonesia," lajut dia. Pada kesempatan itu Kang Yoto sedikit menjelaskan tentang sejarah kemerdekaan Indoesia. Ia mengatakan, bahwa Indonesia adalah bangsa yang berani dan optimis. Sebab kala itu Indonesia belum memiliki trilogi dasar pembangunan bangsa namun berjuang untuk meraih kemerdekaan. Karena itulah pada kisaran Tahun 1927, kata Kang Yoto, Bung Karno bersama teman-temannya di rumah Cokroaminoto berdiskusi bagiamana membangun trilogi dasar tersebut. "Sebab lepas dari cengkraman penjajah lebih mudah, tapi bagaimana setelah medeka itulah yang penting dan perlu dipikirkan," imbuh Kang Yoto. Trilogi dasar pembangunan bangsa inilah yang sekarang ini terus dikuatkan oleh pemerintahan Jokowi. Seperti kemandirian politik sekarang ini masih belum kokoh karena masih banyak politisi yang saling menjatuhkan. Begitu pula dengan tradisi ekonomi belum terbangun dengan kuat. Hal itu baru terasa sekira enam tahun terakhir ini dimana banyak masyarakat yang menjual sumber daya alam (SDA) Untuk mewujudkan kemandirian ekonomi sekarang ini, lanjut Kang Yoto, pemerintah sedang membangun industri kreatif, seperti manufaktur. "Sedangkan untuk pilar budaya, pemerintah juga sedangkan membangun SDM melalui pendidikan karakter," ungkap Kang Yoto. Menurut kang Yoto, trilogi pembangunan dasar Bangsa Indonesia itu dapat terwujud jika semua elemen masyarakat memiliki tekad kuat, bekerja keras, dan bersatu. "Begitu pun kuat tidaknya Pancasila dan negara ini tergantung kita bagaimana mengimplimentasikan dari sila-sila yang ada," tegas Kang Yoto. Tasyakuran Kemerdekan HUT RI ke 71 ini ditutup dengan do'a lintas agama yang dipimpin KH. Alamul Huda, Ketua FKUB Bojonegoro. Acara diawali dengan bacaan tahlil yang diikuti seluruh hadirin yang hadirin dan diakhiri dengan doa bersama lintas agama. (Git/Kominfo)