bojonegorokab.go.id - sebanyak 216 ekor sapi dan 244 ekor kambing dari berbagai macam jenis tampak berderet dikandang pembatas masing-masing untuk mengikuti kontes ternak di Lapangan Desa Jono kecamatan Temayang, Rabu (24/08/2016).
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan ini, dihadiri oleh Bupati, Forkopimda, Dekan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya serta SKPD terkait. Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk promosi wisata desa budaya. Oleh karena itu, dihadirkan pula hiburan reog jaranan dan karawitan serta persembahan lagu-lagu Bojonegoro dari anak-anak Sekolah Dasar.
Kegiatan ini pun menarik ratusan warga untuk menyaksikannya. Selain ingin menyaksikan kontes ternak, warga tertarik menyaksikan kedatangan Bupati serta Rombongan yang disambut dengan upacara adat Grumbegan. Dan dengan menaiki kuda, Bupati diiringi reog jaranan menuju ke lokasi kontes ternak. Kontes ternak yang digelar selama 2 hari mulai tanggal 23 s/d 24 Agustus 2016 ini, dibagi menjadi 15 kriteria perlombaan, yakni sesuai dengan jenis sapi dan kambing serta penampilannya.
Sapi jantan jenis Kereman Extrem milik Imam Mawardi, warga desa klepek kecamatan Sukosewu, yang memiliki bobot 1,7 ton, menjadi juara kontes di kriteria sapi kereman extrem dan dibandrol dengan harga Rp 75 juta. Bupati pun tertarik untuk menunggangi sapi jumbo tersebut.
"Sapi-sapi diberi makan jerami kering serta campuran dedak dan ampas tahu, yang diberikan sebanyak 2x sehari di pagi dan malam hari. Dan dalam mendapatkan pakan sapi tidak begitu sulit. serta dalam merawat sapi, sama seperti sapi-sapi pada umumnya" ungkap Imam Mawardi, yang merupakan menantu kusnan peternak sapi asal Sukosewu ini.
Dalam lomba kontes ternak ini peserta memperebutkan tropi, piagam dan hadiah pembinaan sebesar Rp. 6 juta untuk juara pertama, Rp. 4,5 juta juara kedua dan juara ketiga mendapatkan Rp. Rp. 3,5 juta.
Dan dalam kegiatan ini pula dilakukan gelar minum susu bersama anak-anak Sekolah Dasar dengan Bupati dan Jajaran Forkopimda. Serta Deklarasi Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) Lembu Seto Desa Napis Kecamatan Tambakrejo yang didampingi oleh Dekan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.
"Dalam sentra peternakan terdapat SPR yang bertujuan untuk mendaulatkan dan menambah pengetahuan bagi peternak. Dan SPR sendiri dapat dibentuk dengan minimal terdapat 1000 indukan atau setara dengan itu. Selain itu, SPR harus melakukan revolusi dan mengatasi masalah peternakan." Kata Prof. Dr. Ir. M. Yunus, Ms, Dekan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.
Kepala Dinas Peternakan dan perikanan, Ardiyono Purwanto, SH, M.Si menyampaikan bahwa kontes ternak yang diikuti oleh seluruh kecamatan di kab. Bojonegoro ini, salah satunya bertujuan menunjukkan potensi peternakan Bojonegoro yang unggul dan sebagai usaha yang prospek. Sehingga lewat usaha ternak ini, ekonomi masyarakat bisa meningkat. Selain itu, Bojonegoro masuk 10 besar kabupaten di jawa timur yang memiliki populasi sapi potong tertinggi. Dan nantinya, akan diadakan apel terkait peternakan, sehingga perkembangan ternak bisa dievaluasi.
Dalam sambutannya, Drs. Suyoto, M.si juga menyampaikan bahwa pembinaan SPR sekarang sudah ada di 4 kecamatan yakni kecamatan Kasiman, Kedungadem, Tambakrejo dan Temayang. Selain itu, SPR sendiri merupakan bentuk penguatan lembaga, penguatan pengetahuan, penguatan pasar dan dukungan pemerintah serta keuangan yang digunakan dari dukungan perbankan.
"Anak-anak sekarang jauh lebih sehat, karena gizi dan nutrisi baik dari protein hewani dan nabati terpenuhi. Sehingga memiliki daya tahan tubuh yang baik, cerdas serta produktif. Sehingga berbagai pihak harus terus mendorong kenaikan kesejahteraan ini. Selain itu, dalam membangun peternakan Bojonegoro, harus menerapkan strategi 5 sekawan, yakni yang pertama Komunitas, kedua Pengusaha, ketiga Pemerintah, keempat Perguruan tinggi atau NGO dan yang terakhir Perbankan." Kata Suyoto, diakhir sambutannya. (hms)