bojonegorokab.go.id - "Saatnya perempuan menjadi pemimpin." Kalimat ini sebagai pembuka seminar yang bertajuk "saya perempuan anti korupsi" (SPAK). Seminar yang mengangkat peranan wanita dalam mengatur dan ikut andil dalam mengambil putusan dihadiri oleh Dharma Wanita Pemkab, Perwakilan Ponpes, Mahasiswa, LSM dan jurnalis di aula kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Bojonegoro, Rabu (07/09).
Seminar yang dihelat LSM IdFos ini juga menghadirkan ada dua narasumber yakni ketua DPRD Bojonegoro Mitro'atin dan perwakilan dari komisi pemberantasan korupsi (KPK) Freddy Reynaldo H.
Dalam kesempatan itu, Mitro'atin mengatakan bahwa perempuan ialah pemimpin. Karena perempuan lebih mendominasi peran, dalam kehidupan sehari-hari perempuanlah yang paling banyak mengambil keputusan. "Misal saja ketika di rumah, mengasuh anak dan bahkan ketika perempuan itu berkarier," ujarnya.
Dijelaskan, perempuan memiliki hak yang sama untuk berpendapat, hak yang sama dalam mengambil keputusan. Dan perempuan berhak mengingatkan suami untuk bersikap jujur dan menjauhi tindakan korupsi. "Jadi perempuan punya peranan penting, dalam mendorong dan mendukung kesuksesan suami tanpa korupsi," imbuhnya.
Sementara itu narasumber kedua, Perwakilan dari KPK Freddy R, mengatakan bahwa perempuan memiliki andil besar, contoh mudah. Jika dalam kelas ada anak yang cerdas dan disiplin, yang akan di sebut pertama ialah orang tua, ibu. Oleh karena itu, adanya perilaku menyimpang atau korupsi merupakan hal besar yang mulanya juga dari masalah kecil.
"Misalnya, karena budaya pragmatis (serba boleh) , budaya konsumerisme yang menyebabkan orang jadi konsumtif. Melemahnya nilai-nilai agama, yang membuat orang terlena," ungkapnya.
Sehingga, lanjut dia orang-orang tersebut harus paham konsep ideal. Yakni dengan partisipatif atau mendorong minat masyarakat untuk cekatan dan aktif. "Kolaboratif, yakni menjalin hubungan baik dan berkelanjutan atau terus-menerus," jelasnya. (Rik/Kominfo)