Festival Bengawan, Cara Bojonegoro Menggauli Bengawan Solo

Admin
25 Sep 2016
54 seen

bojonegorokab.go.id - Bupati Suyoto dengan di dampingi jajaran Forpimda memberangkatkan Festival perahu 2016 yang mengambil start Bendung Gerak Desa Ngringinrejo, Minggu (25/09).

 Festival perahu ini diikuti 40 peserta, yang diantaranya 33 dari kepala Desa dan masyarakat sepanjang bantaran sungai Bengawan Solo dan 7 diantaranya dari Skpd, BUMD dan Hotel. 

Festival perahu ini merupakan salah satu rangkaian hari jadi Kabupaten Bojonegoro, sehingga rutin dilaksanakan setiap tahunnya. 

Festival perahu ini dihadiri  tamu undangan perwakilan Dinas Pariwisata Jawa Timur, perwakilan dari Blora, Rembang, Nganjuk dan Surabaya. 

Sebelum pemberangkatan terlebih dulu dilakukan upacara adat dengan melarung sejumlah sesaji ke sungai sebagai simbol keselamatan.
Selain perayaan  festival perahu, 
adapula hiburan masyarakat, pameran serta lomba kuliner dan foto. 

Bupati Bojonegoro Suyoto, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan festival ini rutin dilakukan setiap tahunnya. Sebagai salah satu rangkaian perayaan HJB yang ke-339. 

"Festival ini dilakukan salah satunya supaya masyarakat menjadikan Bengawan Solo sebagai ibu, yang lembut. Karena sentuhan lembut seorang ibu, maka masyarakat bisa berlatih berenang. Karena keramahan seorang ibu masyarakat bisa mengambil pasir untuk bangunan," ungkap Suyoto.

 
Oleh sebab itu, lanjut Kang Yoto sapaan akrab Bupati Bojonegoro,  jika maayarakat  ingin melihat peradaban masyarakat lihatlah Bengawannya. 

"Karena jika bengawannya bersih pertanda masyarakatnya ramah terhadap lingkungan," katanya.
 
Bupati selalu mengatakan Gauli Bengawan dan kembali ke akar. Dengan maksud supaya masyarakat merawat dan jangan merusaknya. 

Bengawan merupakan bagian dari kehidupan, dimana zaman dulu peradaban masyarakat bergantung pada Bengawan. 

"Bahkan sampai dengan saat ini, jika masyarakat mampu menggauli Bengawan dengan baik maka Bengawan bisa jadi ladang mata pencaharian kita," ujar Kang Yoto.

Suatu hal membanggakan, karena tahun lalu jumlah pendaftar jama'ah haji paling banyak ialah masyarakat di bantaran sungai Bengawan Solo. 

"Gauli ibu kita dengan kasih sayang, bukan amarah. Agar ibu welas asih pada kita, dan memberikan berkahnya," tandas Kang Yoto. (Rik/Kominfo)