bojonegorokab.go.id – Desa Wisata Migas Wonocolo, di Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro, terus dikenalkan kepada masyarakat luas. Kali ini, Tim Manajemen SKKMigas mengajak Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan Forum Pemimpin Redaksi (Pemred) dari sejumlah media mengunjungi wisata sumur minyak tua peninggalan kolonial Belanda.
Mereka menyusuri setiap sudut wisata "The Teksas Wonocolo" dengan menggunakan sepeda Gunung. Kegiatan penambangan minyak tradisional yang sudah lebih dari seabad dilakoni masyarakat setempat secara turun temurun menjadi daya tarik tersendiri.
"Bagi Anda yang ingin tahu sejarah perminyakan di Indonesia, Wonocolo merupakan salah satu tempat yang layak untuk dikunjungi," kata Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi saat ditemui di Wonocolo, Sabtu (1/10/2016) kemarin.
Selama ini mayoritas warga Desa Wonocolo bergantung hidup pada kelangsungan sumur minyak tradisional tersebut. Namun demikian, secara alami produksi minyak pasti akan mengalami penurunan.
"Sehingga suatu saat tidak dapat diproduksikan kembali. Karena itu diperlukan usaha baru bagi mereka, salah satunya melaluii wisata ini," jelasnya.
Aktivitas warga dalam mengelola sumur minyak tersebut menjadi hal unik yang berpotensi menjadi daya tarik wisata daerah setempat. Untuk menjaga keunikan local heritage di sini, PT Pertamina EP bersama SKKMigas dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro serta dari seluruh stakeholder mencoba membuat sebuah desa wisata migas yang diberi nama Petroleum Geoheritage Wonocolo.
"Pendirian Petroleum Geoheritage Wonocolo ini juga didasari oleh keunikan yang dimiliki oleh struktur geologi di Desa Wonocolo," timpal General Manager Pertamina Aset 4, Wisnu Hindadari.
Di sini pengunjung diajak melihat langsung penambangan tradisional yang eksotik, dengan keberadaan tiang penyangga kayu dan dioperasikan secara tradisional. Selain itu ada trek untuk jeep, motor trail dan sepeda.
"Desa Wisata Migas di Wonocolo ini sangat menarik. Pungunjung dapat melintas menggunakan sepeda maupun jeep," tegas President Director PT Pertamina EP Rony Gunawan saat melepas rombongan.
Selain membuat badan dan pikiran fresh, pengunjung juga bisa melihat dan membayangkan bagaimana sejarah operasi migas di Indonesia pada masa lampau. Rony menjelaskan dalam mewujudkan Desa Wisata Migas ini Pertamina EP berkolaborasi dengan Paguyuban Warga Desa Wonocolo mengelola desa wisata ini untuk menjadi pusat wisata migas pertama di Indonesia.
"Dengan adanya Desa Wisata Migas Wonocolo ini, kami berharap masyarakat dapat beralih dari semula sebagai penambang minyak tradisional menjadi entrepreneur bidang wisata," pungkas Rony.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro, Amir Syahid menambahkan, wisata migas Wonocolo ini mulai banyak dikunjungi pengunjung setiap liburan. Rata-rata jumlah pengunjung mencapai seratusan. "Di sana juga sudah mulai tumbuh usaha-usaha baru seperti usaha makanan dan minuman, maupun jasa," jelas Amir dikonfirmsi terpisah.
Rencana kedepan, wisata ini akan dilengkapi fasilitas seperti flying fox, dan pusat kuliner. "Harapannya, dapat memanjakan pengunjung sehingga mereka nyaman dan betah," ujar Amir.
Dia berharap, dengan adanya kegiatan ini dapat lebih mempromosikan wisata migas Wonocolo kepada masyarakat luas.
"Apalagi kegiatan ini melibatkan pimpinan redaksi dari sejumlah media lokal dan nasional," pungkasnya.(dwi/kominfo)