bojonegorokab.go.id - Palang Merah Indonesia(PMI) cabang Bojonegoro buatkan perahu untuk masyarakat Desa Trucuk, Kecamatan Trucuk. Daerah yang langganan banjir saat air Bengawan Solo meluap ini, harus terus siaga. Sebab, kondisi cuaca Kabupaten Bojonegoro tidak stabil.
Dewan Kehormatan PMI kantor Bojonegoro Yayan Rohiyan saat melakukan monev mengatakan Program ini dipastikan berjalan sesuai sasaran sehingga akan selalu dipantau dan dievaluasi. "Sehingga, dengan tekad dan keinginan yang sama ini, kami atas nama Pemkab akan terus membantu dan mendorong semangat masyarakat," katanya.
Menurutnya bencana tahun lalu dijadikan sebagai pembelajaran yang penting. Kedepannya agar bisa mengurangi resiko saat banjir datang. "Karena berada dalam wilayah yang rawan bencana, tidak boleh menjadikan kita sebagai manusia lemah dan mudah menyerah. Meskipun kita kita mungkin melawan suatu bencana, tapi mungkin jika kita bisa mengurangi dampak resikonya," ujarnya.
Sementara itu Sekertaris PMI Cabang Bojonegoro, Suko Widodo menyampaikan target PMI di Desa Trucuk bukan hanya membuat perahu, namun juga membentuk tim dapur umum dengan jumlah setiap RT ada 10 relawan dapur umum. "Desa Trucuk ini ada 18 RT, Jadi total relawan yang sudah kami bentuk sebanyak 180 personil," jelasnya.
Ditambahkan relawan ini sudah dibekali kerjasama yang kuat, jadi ketika RT.01 rumahnya tergenang banjir maka RT 02, 03 akan siap untuk menyiapkan makanan. "Ada 18 Rt di desa Trucuk sehingga total relawan ada 180 relawan dapur umum. Relawan ini agar bisa membantu saat bencana banjir datang. Misalkan saat Rt 01 kena banjir maka relawan dapur umum Rt 02 siap untuk menyiapkan makanan," ungkapnya.
Bukan hanya itu, tim dapur umum ini bukan hanya menyiapkan makanan untuk kaum lansia dan dewasa. Tapi, juga balita, sebab selama ini banyak balita yang ikut mengungsi namun banyak dari mereka yang tidak mendapat jatah makanan.
Masih kata Suko, program ini juga nantinya untuk membantu tim BPBD Daerah yakni program desa tangguh. program ini akan menjadi barometer dunia. "Dan akan menjadi model penanganan bencana di kota yang di lalui sungai dengan konsep pemberdayaan masyrakat, seperti pembentukan sibat," tegasnya. (Rik/Kominfo)