bojonegorokab.go.id - Pemkab Bojonegoro, Media Track dan BTPN Syariah melakukan penandatanganan MoU kerjasama untuk rencana aksi (Renaksi) big data. Penandatanganan dilakukan di rumah dinas Bupati, Senin (03/10).
M.Husein Agam, perwakilan dari Media Track mengatakan bahwa maksud kedatangannya ialah untuk membantu perusahaan swasta maupun BUMN dalam bidang data. "Dan kemudian data tersebut akan di visualisasikan, sehingga akan lebih mudah," katanya.
Dijelaskan, dalam hal ini, project media track ialah pengumpulan dan penyampaian hasil data dasawisma di dua Desa. Buku pink yang telah diisi oleh ibu-ibu PKK, kemudian akan di scan sehingga data bisa langsung keluar dalam bentuk file. "Jadi, anggota dawis tidak perlu inputting secara manual," jelasnya.
Ini merupakan salah satu inovasi dan IT yang dilakukan oleh Pemkab Bojonegoro, melalui kerjasama yang dilakukan oleh dinas Kominfo dan media track. Yakni digitalisasi data untuk meluruskan program big data. Dalam implementasinya, media track fokus pada masalah pendidikan, kesehatan dan usaha kecil. Sehingga di pilih dua Desa yakni Desa Sidobandung Balen dan Desa Pacul Bojonegoro.
Kedua Desa tersebut yang kemudian dijadikan contoh untuk malakukan digitalisasi. Dan dalam pelaksanaannya, data dituntut untuk lebih detail sehingga akan dikelompokkan dalam 12 indikator permasalahan dominan. Hasilnya pun maksimal, jumlah anak usia sekolah yang tidak bersekolah bisa langsung diakses. Jumlah usaha kecil yang butuh pengembangan pun tidak luput dari pengawasan. Sehingga BTPN Syariah bersedia membantu para pelaku ekonomi tersebut.
Bupati Bojonegoro, Suyoto dalam sambutannya mengucapkan terimakasihnya kepada ibu-ibu PKK yang saat itu hadir. Sebab, adanya campur tangan ibu-ibu ini bisa melancarkan implementasi big data. "Karena, dengan adanya buku dasawiswa seluruh data kependudukan bisa tercover. Mulai dari jumlah anggota keluarga, jumlah anak sekolah, jumlah usaha dan masih banyak indikator lainnya," ujarnya.
Dengan adanya buku dasawiswa, seluruh data tiap KK bisa diakses secara transparan. Sehingga, dengan transparansi kemudian akan muncul kepercayaan. "Lalu akan keluar partisipasi dan saling bersinergi dalam menciptakan inovasi," tandas Kang Yoto. (Rik/Kominfo)