Sekda Buka Rakor Penekanan Angka AKI

-
13 Oct 2016
8 dilihat

bojonegorokab.go.id - Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro menggelar rapat koordinasi penekanan angka kematian ibu (AKI). Rakor di hadiri Kepala Puskesmas se Kabupatem Bojonegoro, Kepala UPT, Dokter spesialis kandungan Bojonegoro, dan anggota tim pengendali Risti. Rakor dibuka Sekretaris Daerah, Soehadi Moeljono, di gedung baru Pemkab lantai 4, Kamis (13/10).

Dalam sambutannya, Soehadi Moeljono mengungkapkan rasa prihatinnya atas meningkatnya kasus AKI di Bojonegoro. Dia juga menekankan kepada seluruh petugas kesehatan untuk memperhatikan betul masalah ini. "Dan segera dilakukan tindakan untuk pencegahan," tegasnya.

Sekda juga mengatakan, dalam menyelesaikan masalah ini tentu tidak akan bisa tuntas oleh tenaga kesehatan saja. Sehingga perlu sinergi antara Pemerintah, para ahli, pengusaha dan komunitas. "Menyelesaikan masalah pengentasan risti, bisa dilakukan dengan kekuatan dan dorongan penuh dari berbagai pihak. Sosialisasi bisa dilakukan oleh semua pihak dengan berbagai cara, sehingga cara tersebut mungkin lebih efisien dan dipercaya masyarakat," ujarnya.

Dalam melakukan pengentasan ibu resiko tinggi (risti), lanjut Sekda, ada empat hal yang harus diperhatikan. Yang pertama, ketersediaan infrastruktur yang meliputi sarana prasarana (alat), obat-obatan. "Banyak keluhan diterima, salah satunya karena minimnya persediaan obat. Selain itu, alat yang terbatas. Sehingga diharapkan Dinkes bisa lebih concern pada masalah ini," katanya.

Yang kedua masih kata Sekda, lambatnya penanganan, hal ini bisa di sebabkan oleh dua hal. Pertama, pasien lambat dalam memeriksakan kehamilan, sehingga petugas yang melayani tidak bisa mendeteksi permasalahan yang mungkin di alami sejak awal kehamilan. Yang kedua, karena terbatasnya tenaga ahli kesehatan, sehingga dalam menangani pasien yang darurat harus menunggu tim ahli.

Yang ketiga terkait sumber daya manusia, yang meliputi kesadaran seorang ibu atau calon ibu untuk memeriksakan sejak awal. Sebagai upaya pendeteksian dini, dan peningkatan kemampuan petugas layanan kesehatan."Agar membuat program promotif yang bisa meningkatkan kesadaran pasien dalam melakukan program hamil," imbuhnya.

Yang terakhir, Managemen, sudah benarkah pelayanan yang kita lakukan untuk menekan risti. Sehingga solusi yang kita lakukan bisa tepat sasaran. Melakukan evaluasi kinerja, memanage dan meniru langkah-langkah yang diambil oleh berbagai pihak dalam melakukan penekanan risti. Dinkes dan Puskesmas harus mengadakan pertemuan periodik untuk mencari solusi dalam penekanan AKI. (Rik/Kominfo)