bojonegorokab.go.id - Sebanyak 47 peserta mengikuti Pawai Budaya Santri dalam rangka Hari Santri Nasional dan Hari Jadi Bojonegoro (HJB) ke 339, Minggu (20/11/2016). Kegiatan kali pertama ini menyedot perhatian masyarakat yang sedang memanfaatkan car free day di Alun-alun Bojonegoro. Pawai Budaya Santri ini mengambil start depan Kantor Pemkab Bojonegoro Jalan Mas Tumapel kemudian Jalan Imam Bonjon - MH Thamrin - Panglima Sudirman (Pangsud) dan finish depan Radio Malwopati Jalan AKBPM Soeroko.
Puluhan peserta dari dalam dan luar kota Bojonegoro itu dibagi tiga katagori. Yakni katagori pemula adalah siswa Taman Pendidikan Al Qur'an (TPA), dan Katagori umum dari pondok pesentran (Ponpes) dan jamaah yasin. Mereka menampilkan beragam kreasi dengan mengenakan pakaian islami. Diantaranya oklek, silat, wali songo, tata cara berhaji lengkap dengan ka'bah, serta banyak lagi.
Pawai Budaya Santri ini diberangkatkan Kapolre Bojonegoro, AKBP. Wahyu Sri Bintoro. Dalam sambutannya dia mengapresiasi atas kerja para pelaku seni yang menampilkan kreatifitas seni islami dalam kegiatan ini.
Menurut dia, dengan kreatifitas seni ini dapat menjadi ciri khas Bojonegoro yang membedakan dengan daerah lain. "Karena harus bangga menjadi warga bojonegoro. Karena sekarang ini Bojonegoro tidak hanya dikenal tingkat nasional, tapi dunia internasional," katanya.
Dirinya berharap para pelaku seni harus lebih bersemangat lagi dalam memajukan seni Bojonegoro sehingga mampu berkiprah tingkat nasional dan internasional.
Hadir pula dalam kegiatan ini Kepala Disbudpar, Amir Syahid, dan Asisten III Bidang Perekonomian, Yayan Rohman. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), Amir Syahid menambahkan, dalam pawai budaya ini untuk masing-masing kategori akan diambil juara 1,2,3 serta Harapan 1 dan 2.
"Untuk penilaiannya meliputi kreatifitas, inovatif, kerapian, dan keindahan, serta tema yang diusung," sambung Amir.
Disbudpar berharap dengan kegiatan ini dapat memunculkan dan melestarikan budaya-budaya Islami di Bojonegoro. Karena itu, kegiatan ini akan dijadikan sebagai agenda tahunan yang pelaksanaannya nanti akan dibarengkan dengan pawai budaya umum HJB.
"Juga dapat berkembang sehingga bisa bersaing dengan budaya-budaya modern," pungkas Amir. (Dwi/Kominfo)