Pemuda Ngampel Optimalkan Lahan Pertanian dengan Diversifikasi Tanaman

Admin
24 Nov 2016
59 seen

bojonegorokab.go.id – Di zaman sekarang ini nencari pemuda yang mau menggeluti dunia pertanian sulit didapati. Apalagi di daerah ring satu pengeboran migas. Namun di Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, yang merupakan ring 1 Lapangan Sukowati, Blok Tuban, ada seorang pemuda yang begitu gigih mengoptimalkan lahan pertanian. 

Dia adalah Ridwan. Pemuda yang juga pengurus Karang Taruna Desa Ngampel itu tengah mengotimalkan lahan pertanian dengan cara Diverifikasi tanaman atau meningkatkan hasil pertanian dengan cara memperbanyak jenis tanaman pada suatu lahan pertanian. Cara itu dilakukan Ridwan di lahan seluas tujuh hektar milik Kelompok Tani dan Ternak Omah Embek Desa Ngampel. 

Setiap pagi dan sore, Ridwan bersama anggota kelompoknya di damping pendamping pertanian terjun ke lahan pertanian untuk mengecek pertumbuhan tanamannya. Di lahan ini terdapat sejumlah tanaman produksi pertanian di samping padi di antaranya bawang merah, lombok, terong, dan kacang tanah. 

Menariknya lagi di antara tanaman itu ada tanaman Okra. Okra atau Jari Wanita ini adalah tanaman asli Benua Afrika yang mulai banyak dikenal masyarakat Indonesia beberapa tahun terakhir “Okra bisa dimanfaatkan sebagai bahan sayur mayur yang konon mengandung bebagai macam khasiat bagi yang mengkonsumsinya,” kata Ridwan di temui di lahan pertanian, Kamis (24/11/2016). 

Cara Ridawan mengoptimalkan lahan pertanian ini mengundang perhatian Anggota DPR RI, Kuswiyanto untuk meninjau lahan pertaniannya. Menurut Kuswiyanto, petani harus memanfaatkan lahan pertaniannya secara optimal untuk mengatasi semakin menyempitnya lahan pertanian akibat kegiatan industri migas maupun pembangunan lainnya.

“Ini adalah model cara bertani yang patut ditiru oleh petani kita sekarang karena kondisi lahan yang semakin hari semakin menyempit karena industri migas maupun pemukiman,” kata Kang Kus-sapaan akrabnya. 

Dia menambahkan, mayoritas masyarakat Bojonegoro adalah petani sehingga diperlukan cara inovatif dan kreatif untuk meningkatkan produksi. “Ini menjadi modal utama untuk mewujudkan visi Bojonegoro sebagai Lumbung Pangan," pungkasnya.(dwi/kominfo)