bojonegorokab.go.id - Sedikitnya 500 hektar (Ha) lahan pertanian di sepuluh desa di wilayah Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, terendam banjir akibat luapan Sungai Bangawan Solo. Banjir luapan sungai terpanjang di Pulau Jawa itu juga menggenangi pemukiman warga dan infrastruktur publik.
Di Desa Tejo lahan pertanian tergenang seluas 60 Ha dengan tanaman padi berusia antara 20-75 hari, cabe seluas 0,5 Ha. Kemudian jalan lingkungan tergenang sepanjang 1 kilo meter (KM), jalan poros desa 700 meter, dan rumah tergenang 25 kepala keluarga (KK). Di Desa Sumberwangi sawah tergenang 70 Ha dengan usia tanaman 30 hari, dan SMP Negeri 1 Kanor.
Di Desa Cangaan sawah tergenang seluas 80 Ha dengan usia tanaman 75 hari, lahan bawang merah seluas 0,25 Ha, rumah tergenang 422 KK, pengungsu 20 orang, jalan poros desa sepanjang 986 meter, jalan lingkungan 2,7 KM, mushola 6 buah, dan masjid 4 buah. Di Desa Kabalan sawah tergenang seluas 120 Ha dengan usia tanaman 60 hari, jagung seluas 8 Ha, cabe 0,5 Ha, jalan poros Desa sepanjang 3 Km, jalan lingkungan 3 Km, dan rumah sebanyak 46 KK.
Desa Kedungprimpen sawah tergenang seluas 150 Ha, jalan poros desa sepanjang 1 Km. Kemudian Desa Piyak sawah tergenang seluas 32 ha dengan usia tanaman antara 30-40 hari, dan satu masjid. Desa Simbatanm sawah tergenang seluas 80 ha dengan usia tanaman antara 30-50 hari, jalan lingkungan sepanjang 1 Km. Desa Sarangan sawah tergenang seluas 1 Ha, lahan persemaia seluas 20 Ha.
Desa Temu banjir juga menggenangi jalan poros desa sepanjang 1 Km. Di Desa Semambung lahan jagung tergenang sepanjang 0,2 H, cabe 0,2 ha, kacang hijau 0,2 ha, dan rumah 4 KK. Untuk mengantisipasi dampak banjir agar tidak meluas, Muspika Kanor bersama pemerintah desa, dan masyarakat bergotong royong melakukan peninggian tanggul di wilayah Desa Piyak, Kali Mekuris sepanjang 600m dengan menggunakan sak berisi tanah diperkuat terpal dan patok bambu.
Kegiatan yang sama juga dilakukan di Desa Simbatan dengan meninggikan tanggul Kali Mekuris sepanjang 100 m. Juga di desa Pilang, dan Desa Prigi. "Kami bersama pemerintah desa dan warga Kedungprimpen dan Gedongarum juga membantu penanggulangan tanggul jebol di Pucangarum, Kecamatan Baureno," kata Camat Kanor, Subiyono.
Subiono mengaku belum dapat menaksir kerugian akibat banjir di wilayahnya. Karena saat ini pihaknya bersama Muspika dan Pemdes fokus melakukan penanganan. Sementara itu, data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, tren Sungai Bengawan Solo mengalami kenaikan.
Hingga pukul 13.00 WIB, Tinggi muka air (TMA) di papan duga Tepi Bengawan Solo di Bojonegoro menunjukan angka 15.05 peilschal.(dwi/kominfo)