bojonegorokab.go.id - Memasuki Bulan Mei ini berdasarkan prediksi dari BMKG bahwa kita sudah memasuki musim kemarau, melihat hal ini Pemerintah Kabupaten Bojonegoro mulai merapatkan barisan dengan menggelar rapat Koordinasi kesiapsiagaan menghadapi bencana kekeringan di Kabupaten Bojonegoro.
Kepala Satuan Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Andik Sudjarwo saat ditemui Berita bojonegorokab.go.id menjelaskan bahwa berdasarkan data yang ada di BPBD perbandingan data kebakaran tahun 2014 dan 2015. Dijelaskan tahun 2014 kejadian kebakaran sebanyak 74 kejadian dengan taksiran kerugian mencapai Rp. 6.623.325.000,- Sedangkan untuk kejadian ditahun 2015 ini sampai dengan tanggal 26 Mei 2015 kejadian kebakaran adalah 10 kasus dengan kerugian mencapai Rp. 12.197.000.000,-
Angka ini karena ada satu kejadian kebakaran yang melibatkan satu perusahaan meubel di Desa Sukorejo Kecamatan Kota Bojonegoro. Untuk antisipasi kebakaran ini BPBD beberapa titik hidrant di Bojonegoro akan diperbaiki dan difungsikan. Beberapa titik hidrant di Bojonegoro tersebar di 9 Kecamatan antara lain Kecamatan Kota Bojonegoro 6 titik hidrant, Kecamatan Sumberejo, Balen, Kapas, Kalitidu dan Purwosari masing-masing 1 titik hidrant. Sedangkan 2 titik hidrant berada di Kecamatan Baureno, Dander dan Padangan.
Sedangkan untuk potensi kekeringan diwilayah Bojonegoro berdasarkan kejadian ditahun 2014 ini terdapat 74 Desa di 21 Kecamatan yang mengalami kekeringan. Dan ditahun 2014 ini telah tertangani sebanyak 29 Desa dan ditahun 2015 ini direncanakan akan tertangani ditahun 2015. Sedangkan sisanya sebanyak 30 Desa diharapkan tuntas diakhir tahun 2015 ataupun diawal tahun 2016.
Penanganan kekeringan dibeberapa wilayah Bojonegoro melibatkan beberapa SKPD diantaranya adalah Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pengairan dan BPBD. Salah satunya adalah dengan membangun pompa portable diwilayah rawan kekeringan.
Namun beberapa upaya lain yang dilakukan pemkab untuk mengatasi kekeringan diantaranya dengan membangun embung, waduk, dan geo membrant dibeberapa titik untuk memenuhi kebutuhan pertanian,mencuci dan mandi. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih untuk konsumsi melalui pompa portable dan distribusi air bersih.
Masih kata Andik Sudjarwo, menyampaikan agar wilayah didaerah rawan kekeringan untuk melakukan pemetaan kemudian mengajukan ke BPBD. Hanya saja untuk pembangunan pompa portable ini diawali dengan survey geolistik sekaligus mengetahui debit air diwilayah masing-masing.
Data yang diperoleh, dari Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial Pemkab Bojonegoro akan menyiapkan kurang lebih 300 tangki air bersih yang akan didistribusikan di seluruh wilayah Bojonegoro yang mengalami kekeringan. Dengan catatan selama ada permintaan dan laporan yang masuk maka pihaknya siap mendistribusikan air bersih. Hal senada juga disampaikan oleh salah satu BUMD milik Pemkab Bojonegoro yakni PDAM yang siap memenuhi permintaan kebutuhan air bersih di Bojonegoro. (Git/Dinkominfo)