Perdamaian dan MoU Saling Menghormati Antar Agama

-
22 Jul 2015
1.661 seen

bojonegorokab.go.id - Pasca insiden kerusuhan di Karubaga, Tolikari, Papua dan pembakaran pintu gereja di Purworejo Jawa Tengah, beberapa hari kemarin, Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Bojonegoro mengambil sikap dengan menyerukan perdamaian dan penandatanganan bersama terkait kesepakatan bersama untuk saling menghormati keberagaman di Kabupaten Bojonegoro.

Dalam acara di ruang eksekutif Polres Bojonegoro, Rabu sore (22/7/2015), selain dihadiri Forpimda juga mengundang Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Kementerian Agama (Kemenag), Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU), Pengurus Daerah Muhammadiyah dan semua perwakilan agama di Kabupaten Bojonegoro.

Wakil Kepala (Waka) Polres Bojonegoro, Kompol Ikhwanudin mengungkapkan, beberapa kejadian yang timbul di tempat lain dapat mengganggu ketidaknyamanan pemeluk agama. Sehingga di Kabupaten Bojonegoro menjaga kerukunan dan menjadikan isu yang berkembang menjadi pembelajaran. Padahal tidak ada ajaran satu pun yang mengajarkan membunuh, bertindak sadir, brutal dan sebagainya. 

Sampai sekarang ini di Kabupaten Bojonegoro, masih kondusif, aman dan nyaman. "Karenanya perlu diantisipasi, dengan pendekatan pengurus gereja dan tempat-tempat ibadah agar pengamanan secara swakarsa, bersinergi," terangnya.

Sedangkan Wakil Bupati Bojonegoro, Setyo Hartono juga mengungkapkan, kejadian demi kejadian di luar Bojonegoro disikapi dengan kesigapan Polres Bojonegoro. Sejauh ini Bojonegoro masih aman, tertib dan tentram. "Di Bojonegoro kondusif, tokoh di Bojonegoro saling memberikan informasi. Saya berpesan kepada polres, agar diperbanyak patrolinya," pesan politisi partai Gerindra itu.

Ketua DPRD Bojonegoro, Mitroatin menuturkan, menjaga keamanan di Bojonegoro merupakan tugas kita semua. Sekecil apapun harus disikapi bersama-sama. "Dengan penandatanganan ini, Bojonegoro yang sudah kondusif ini, lebih kondusif," terangnya.

Terakhir, Ketua FKUB Bojonegoro KH Alamul Huda mengatakan, NKRI merupakan kewajiban dan harus. Serta kerukunan umat beragama, tidak hanya tuntunan dan harapan, tetapi sudah menjadi tuntutan dan kewajiban. "Berharap Bojonegoro melakukan langkah-langkah kongrit, didalam beribadah dan menghargai perbedaan yang ada. Kejadian di Tolikari, sebuah keprihatinan bagi FKUB. Di Bojonegoro, rutin berkomunikasi dengan umat beragama setiap hari," pungkasnya. (Git/Dinkominfo)

Isi Petisi : 
1. Kami masyarakat Bojonegoro akan selalu menghormati antar umat beragama yang ada.
2. Menolak dan mewaspadai pihak-pihak yang mengadu domba antar umat beragama dan menjadikan sentimen agama sebagai komoditas politik yang akan memecah belah kerukunan antar umat beragama di Kabupaten Bojonegoro.
3. Menghimbau kepada tookoh-tokoh agama agar mengedepankan kerukunan antar umat beragama dan menjaga toleransi beragama, guna menjaga keutuhan masyarakat Bojonegoro yang beradab dan berkepribadian.
4. Mengedepankan kerukunan dan gotong royong untuk mewujudkan keamanan dan kemajuan di Kabupaten Bojonegoro.