Musyawarah Untuk Mufakat Ala Bojonegoro

-
04 Aug 2015
1.798 dilihat

bojonegorokab.go.id

Dalam dua hari ini terdengar kehebohan tentang amuk massa yang terjadi di EPC 1 Blok Cepu Kabupaten Bojonegoro baik dari media cetak, televisi bahkan kantor berita dan ranah berita on line, ataupun media sosial lainnya. Entah apa penyebab pecahnya amuk massa yang nota benenya adalah mereka pekerja disana, banyak hal yang diindikasikan sebagai penyebab salah satunya pintu yang semula berjumlah lima kini hanya terbuka satu saja. Selain itu adanya isu PHK dan hak-hak yang tak terbayarkan bergentayangan tak jelas. Apapun masalah yang terjadi disana, ada hal luar biasa yang dijalankan pemerintah. Musyawarah menjadi jalan tengah dan jalan cerdas yang dipilih oleh Pemerintah Kabupaten. Bisa saja pemerintah serta merta memutuskan kewenangan ini menjadi ranah aparat keamanan. Namun pemerintah menyadari bahwa ini adalah masalah yang melibatkan warga Bojonegoro yang bekerja di EPC 1. Mencari siapa dalang dan aktor intelektual dikesampingkan, namun lebih memilih pendekatan persuasif. Masalahnya tidak ada asap manakala tidak ada api, mungkin ini juga terjadi di EPC 1.

 

Mari sejenak kita kembali mengingat betapa Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang memiliki budaya kesopan santunan dan berbudi luhur. Selain itu bangsa kita memiliki satu hal yang istimewa dimana musyawarah mufakat ini menjadi jati diri bangsa kita. Bangsa kita memiliki falsafah hidup yang luar biasa yakni pancasila, namun kini pancasila diposisikan sebagai sekedar identitas bangsa, hilang sudah makna didalamnya. Dulu kita mengenal kata saling menghargai, menghormati dan kehidupan bergotong royong serta musyawarah mufakat.

 

Ada pelajaran bagus yang dapat dipetik dari kasus kerusuhan yang terjadi pada tanggal 1 Agustus lalu dimana pekerja EPC 1 melakukan amuk massa sebagai bentuk protes dan ketidak tahuan mereka harus mengadu pada siapa. Mungkin saja mereka sudah jenggah dengan sekedar janji dan janji hingga langkah nyata yang mereka lakukan. Blarrrr....amuk massa tak terelakan disebabkan oleh beberapa hal, terakumulasi dan tak tahu mediasi apa yang akan dinilai mereka terpercaya menyampaikan keluhan dan  nasib mereka. Mungkin karena kesibukan dan jam waktu kerja yang padat mebuat mereka tak sempat mengikuti “ dialoq jumat “ yang diagendakan rutin oleh pemerintah Kabupaten Bojonegoro ataukah mereka memang memilih aksi nyata untuk melampiaskan kekesalan yang sudah sampai batas ubun—ubun.

 

Dengan seketika saat Pemerintah mendapati kabar amuk massa langsung menuju lokasi bersama dengan pihak keamanan, bahkan Bupati langsung turun tangan melihat kondisi dilapangan. “kala itu saya tidak melihat amarah atau kekecewaan diwajah-wajah mereka,  Dan kerusakan yang mereka lakukan bukan pada objek vital namun hanya sebatas pos keamanan, pembatas jalan dan lain lainnya sehingga tidak berdampak pada produksi minyak mentah” jelas Bupati. Memang sempat berhenti namun tak sampai 24 jam, tambah kang yoto. Jika kita melihat kasus serupa dibeberapa wilayah lain di Indonesia bagaimana masalah itu berlangsung berhari-hari bahkan harus berdampak pada penghentian sementara sampai batas waktu kondisi kondusif.

 

Selanjutnya Pemerintah mengundang seluruh komponen yang terkait untuk duduk bersama membicarakan sekaligus menentukan langkah selanjutnya. Bupati menekankan bahwa pertemuan ini adalah untuk mengetahui kejadian dan latar belakang sebenarnya sehingga pecahnya kejadian di 1 Agustus lalu.

 

Bupati menyampaikan bahwa beberapa hal yang harus segera diatasi diantaranya :

  1. Segera melakukan recovery sosial dan recovery infrastruktur
  2.  Secepatnya menentukan langkah mitigasi pada hal –hal yang dinilai potensial untuk menggangu hingga akhir EPC 1.
  3.  Pasca kejadian itu kegiatan produksi minyak tak sempat terhenti, hanya demi keamanan maka sempat off pada pukul 15.00 WIB dan kembali On pada pukul 22.00 WIB pada hari itu juga.
  4.  EPC 5 masih berjalan seperti biasanya dan tidak terdampak
  5.  Diharapkan EPC 1 tuntas sesuai jadwal, sehingga puncak produksi tercapai dengan lancar dan baik
  6. Akan digelar pertemuan pertemuan lainnya dan tim pemkab akan kembali mengintensifkan pertemuan setiap bulannya.
  7. Proyek ini sangat penting, karena menyangkut dengan pendapatan dari hasil Migas untuk program AYO SEKOLAH.
  8. Segera dibuatnya posko pengaduan untuk menampung aduan, keluhan, dan aspirasi hak-hak para pekerja.

Dalam pertemuan yang dihadiri semua pihak ini pemerintah dengan terbuka siap membantu semua pihak agar kejadian serupa tidak terulang. Dan peningkatan keamanan sering akan berakhirnya proyek ini yang direncanakan berakhir diakhir tahun 2015 ini. Namun Kang Yoto menyampaikan ada peluang lain dimana proyek gas di jambaran dan tiung biru nantinya akan membawa dampak positif diantaranya adalah adanya industri pupuk dan beberapa sektor lain yang akan menjadi nafas baru untuk penyerapan tenaga kerja di Bojonegoro. .

Selain hal ha diatas diakhir pertemuan ini Bupati menyanpaikan beberapa poin penting antara lain.

 

Rapat yang berlangsung selama 3 jam ini terasa begitu damai sama sekali tak ada saling menyalahkan ataupun adanya tuduh menuduh siapa yang harus dipersalahkan. Saya rasa setiap masalah akan segera mendapatkan solusi manakala dibicarakan bersama dengan keadaan pikiran yang tenang. Prasangka dan mencari kambing hitam bukan solusi namun akan menimbulkan konflik baru dan semakin berkepanjangan. Inilah indahnya semangat musyawarah yang diusung oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, mengedepankan logikan bahwa mereka yang berkonflik adalah bagian dari kita. Empati terkadang dibutuhkan, melihat dengan hati dan segenap jiwa dibutuhkan tidak dibutakan oleh kepentingan semata. Indahnya musyawarah untuk selesaikan konflik EPC 1. Ketika semua mempertanyakan dimana nilai luhur yang diwariskan oleh nenek moyang kita ternyata disini di Bojonegoro semangat itu masih dipupuk dan dibiarkan mengakar dan berbudaya. Inilah kita Bojonegoro, the origin of java the real of indonesia. (hms)