Pembinaan Pengelolaan Air Untuk Kelola Pertanian

-
20 Aug 2015
366 dilihat

bojonegorokab.go.id -  Himpunan Petani Pemakai Air mengikuti pembinaan dari Dinas Pengairan di Kantor Kepala Desa Mojoranu, Kamis (20/8) pagi tadi. Pembinaan gabungan HIPA (Himpunan Petani Pemakai Air) tersebut juga berkaitan dengan pemantapan pemahaman perbup No. 18 Tahun 2012 tentang Pemberdayaan Petani Pemakai Air Kabupaten Bojonegoro.  Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Bupati Bojonegoro tersebut dihadiri oleh Camat Dander, Kepala Desa, perwakilan HIPA dari 4 Kecamatan gabungan, serta beberapa Instansi terkait.

Kepala Desa Mojoranu menyampaikan wilayahnya yang terdiri dari 150 Ha area pertanian, dimana dialiri oleh daerah irigasi Dander Kanan seluas 100 Ha, dan area yang dialiri daerah irigasi pirang kiri seluar 50 Ha. Beliau juga menambahkan bahwa pada tahun 2015, Desa Mojoranu mendapatkan bantuan berupa plengseng sungai, sehingga memberikan kenyamanan dan kemudahan pada masyarakat Mojoranu.

Sementara itu Kepala Dinas Pengairan Edi.S menambahkan bahwa kegiatan pembinaan ini dilaksanakan terkait dengan Perbup No. 18 tahun 2012, yakni bagaimana mengelola keterbatasan air untuk mengelola pertanian. Beliau juga menyampikan bahwa kegiatan ini, diikuti oleh 34 Desa dan 30 HIPA gabungan yang terdiri dari 4 Kecamatan, yakni Kecamatan Bojonegoro, Kapas, Dander dan Kalitidu. Beliau juga menyampaikan bahwa di Kecamatan Dander DI (Daerah Irigasi) terbagi menjadi 4, yakni DI Pirang, DI Dander, DI Ngunut dan DI Lerang. Dimana dari keempat DI tersebut yang menjadi wewenang dan ditangani pemerintah Propinsi Jawa Timur adalah DI Pirang. Karena luas Daerah Irigasi menjadi pedoman pembagian penanganan wewenang baik wewenang Kabupaten, Propinsi, maupun Pusat. Untuk Kewenangan Kabupaten terdapat 24 daerah irigasi, termasuk waduk klambangan yang diperbaikai samapi tahun 2018. Sedangkan waduk pacal, waduk gongseng dan waduk pejok menjadi wewenang pusat. Selain itu juga terdapat dana alokasi khusus dari pemerintah pusat untuk perbaikan 24 Daerah Irigasi di Kabupaten Bojonegoro. Beliau juga menyampikan bahwa perbaikan demi perbaikan akan terus dilakukan, tentunya dengan memperhitungkan skala prioritas.

Wabup mengajak masyarakat sekarang harus pintar mengelola tanah, jangan terus menerus menanam padi. Jika musim kemarau datang, tanamlah tanaman polowijo seperti jagung dan kedelai. Jangan memaksakan menanam padi, jika terjadi gagal panen, petani akan rugi sendiri. Cara itu juga efektif untuk memberantas hama wereng. Beliau juga berpesan, gabungan HIPA harus berkoordinasi dengan baik antara satu kecamatan dengan kecamatan lain, dan semua yang sudah disepakati bersama harus diikuti dan dijalankan dengan baik agar tidak terjadi pertikaian, karena mengingat jumlah air yang terbatas, yang terpenting bisa guyup rukun bersama untuk memajukan Desa. (hms)