bojonegorokab.go.id – Kwalitas tebu Bojonegoro pada musim panen tahun ini dipastikan lebih baik dibanding tahun lalu. Panen tahun ini kualitas rendeman tebu mencapai 9 persen.
“Tapi ada juga yang hanya 6,4 sampai 8 persen,” kata Kepala Bidang Bina Usaha Perkebunan Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun), Khoirul Insan.
Menurut dia, baiknya musim panen tebu tahun ini dikarena curah hujan sudah berkurang sehingga berdampak terhadap kualitas rendeman tebu. Dia mencontohkan, seperti hasil panen tebu salah satu petani di Kecamatan Kedungadem beberapa waktu lalu mampu mencapai rendemen 9 persen.
“Para petani lebih diuntungkan oleh kondisi cuaca baik. Apalagi petani tebu di sana sudah banyak yang berpengalaman, sehingga tanaman tebunya mampu berproduksi 1.000 kuintal per hektare,” jelasnya.
Namun begitu, ungkap Insan, ada juga kualitas rendemennya hanya 6,4 persen sampai 8 persen atau rata-rata tanaman tebu yang hanya 600 kwintal per hektare. Hal ini dikarena petani kesulitan memperoleh air untuk mengairi tanaman tebunya.
Dia mengatakan, selain diuntungkan kondisi cuaca baik, para petani juga mendapatkan keuntungan dengan naiknya produksi dari 600 kuintal hingga 700 kuintal per hektar.
“Dengan hasil rendemen dan produksi yang dihasilkan itu petani tebu tetap memperoleh keuntungan, sebab harga gula saat ini mencapai Rp 9.700 per kilogram,” ujarnya.
Di Bojonegoro sendiri, lanjut dia, dari areal tanaman tebu seluas 1.862 hektare yang tersebar di 20 kecamatan, yang sudah panen seluas 1.365 hektare. Tanaman tebu yang dilakukan petani mengunakan sistim pola kemitraan.
Sistim yang sudah berjalan di antaranya, kata Insan, ada petani yang langsung memperoleh dana awal dari pabrik gula, dengan perhitungan bagi hasil berkisar 40 persen 45 persen untuk petani dan 55 persen 60 persen untuk pabrik gula.
Saat ini, tambah dia, ada lima pabrik gula yang bermitra dengan petani yaitu Pabrik Gula (PG) Jombang Baru Jombang, PG Lestari Kertosono, PG Purwodadi Magetan, PG Sundono Nganjuk, dan PG Rejoagung Madiun.
“Pabrik gula mulai membuka penerimaan tebu, sejak akhir Juni dan tutup giling 15 November nanti,” teranganya.(dwi/kominfo)