BKD di Desa Megale Kedungadem Bojonegoro, Dongkrak Ekonomi Masyarakat

Afifah
20 Dec 2021
2.400 dilihat

Bojonegorokab.go.id- Pemerintah Desa Megale, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro sedang membangun jalan desa sepanjang 1.100 meter. Pembangunan melalui dana Bantuan Keuangan Desa (BKD) tahun 2021.

"Untuk anggaran sebesar Rp 1,6 miliar," ujar Kepala Desa Megale, Suraji, Senin (20/12/2021). 

Saat ini, lanjut Suraji, dari total 1.100 meter, sepanjang 550 meter telah diselesaikan 100 persen. Sementara sisanya menunggu monitoring dan evaluasi dari Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga dan Penataan Ruang Pemkab Bojonegoro. 

"Dari jalan desa sepanjang 550 meter, anggaran yang cair 50 persennya adalah Rp 820 juta," tandasnya. 

Dia menambahkan, dengan dibangunnya jalan aspal di Desa Megale, selain untuk membuka akses bagi beberapa desa yang terpencil, juga akan mempercepat jarak tempuh masyarakat menuju kota Bojonegoro.

"Warga itu sangat senang sekali jalan di Desa Megale diperbaiki. Baik itu petani, pedagang, maupun masyarakat umun," tegasnya.

Bagaimana tidak, lanjut dia, dengan mempercepat jarak tempuh ke kota, banyak petani yang bisa menjual hasil panennya dengan harga bagus dan tidak harus mengeluarkan biaya operasional untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) lebih banyak.

"Begitu juga dengan pedagang, mereka tidak perlu memutar melalui Desa Kedungadem jika akan menuju kota," tandasnya. 

Pembangunan jalan ini merupakan program BKD yang diharapkan dapat membuka akses dan meningkatkan perekonomian masyarakat.  Ditargetkan pada akhir tahun 2021, jalan sepanjang 1.100 meter sudah terbuka dengan badan jalan timbunan pilihan dan berkualitas. 

"Timlak telah mengerjakan jalan aspal ini dengan baik dan harapannya segera tuntas hingga akhir tahun," pungkasnya. 

Sementara Amirullah (45), warga setempat mengaku jika sudah bertahun-tahun warga menunggu dan baru saat ini bisa menikmati jalan aspal di Desa Megale. 

"Dulu ya masih jelek, jadi banyak warga yang berputar arah agar perjalannya nyaman," tukasnya.

Pria yang berprofesi sebagai petani ini mengaku semakin sore semakin ramai oleh anak-anak muda. 

"Khawatirnya malah dibuat trek-trekan motor. Ini ya yang harus diperingatkan oleh Pemdes. Saking halusnya jalan, mungkin dianggap jadi lokasi balapan," tegasnya (*/Nf)