Pemkab Bersama Unair dan FIJ Bojonegoro Lakukan Pembinaan IKM 

Afifah
14 Aug 2022
1.172 seen

Pemkab Bersama Unair dan FIJ Bojonegoro Lakukan Pembinaan IKM 

Pemkab Bersama Unair dan FIJ Bojonegoro Lakukan Pembinaan IKM 
 
Bojonegoro - Universitas Airlangga bekerjasama dengan Forum IKM Jawa Timur (FIJ) cabang Bojonegoro menggelar pelatihan dan pendampingan bagi pelaku industri kecil. Kegiatan dilakukan berkelanjutan sejak Juli hingga September 2022 mendatang. Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Pemkab Bojonegoro.

Kerjasama ini sudah terjalin sejak masa pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID-19 tahun 2021. Hingga kini kerjasama berjalan secara berkelanjutan berkat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.

FIJ Bojonegoro merupakan salah satu cabang Forum IKM Jawa Timur dengan total anggota 100 unit usaha yang telah berdiri sejak 2018. FIJ Bojonegoro dipimpin oleh Silvia Meris Retnowati yang juga pemilik Lyly Bakeri. 

Proporsi UMKM binaan FIJ Bojonegoro terbesar adalah 60% pada produk makanan dan minuman, sedangkan bidang produk aksesoris (Craft) dan konveksi (fashion) memiliki proporsi yang sama yaitu masing-masing 20%. 

Kerjasama ini telah berjalan dalam 3 kegiatan. Yakni perencanaan pada Juli 2022 sebagai langkah tindak lanjut kerjasama Fakultas Vokasi Universitas Airlangga dengan FIJ Bojonegoro serta mendengarkan aspirasi kebutuhan IKM di Bojonegoro. 

Kegiatan kedua berupa pelatihan pada 13 Agustus 2022 dengan 25 partisipan yang merupakan anggota aktif Forum IKM Jawa Timur (FIJ) cabang Bojonegoro. Sebanyak 59,6% peserta bergerak di industri makanan dan minuman, 18,5% di industri craft dan sisanya di industri fashion. Tema yang diambil 'Pengembangan Product Detail Pages dalam Upaya Optimalisasi Pemasaran Digital dan Penyusunan Laporan Laba Rugi untuk Menganalisis Kinerja Industri Kecil Menengah'. 

Dalam kegiatan ini, Riska Nur Rosyidiana, S.E., M.Ak., CRA., CAPF yang juga dosen, peneliti dan konsultan Departemen Bisnis Fakultas Vokasi Universitas Airlangga menyatakan penyusunan laporan laba rugi diperlukan untuk mengetahui kondisi keuangan usaha pada periode tertentu. 

"Pelaku usaha dapat menggunakan laporan laba rugi sebagai alat pengambilan keputusan terkait pengelolaan usaha. Jika setelah dianalisa terdapat pos-pos beban yang terlalu besar, pelaku usaha dapat menganalisis penyebab dan mencari solusi guna menekan biaya tersebut," terangnya. 

Jika laba kotor dirasa terlalu kecil, lanjut dia, pengusaha IKM dapat menganalisis harga pokok penjualan dengan opsi mencari supplier bahan baku yang lebih murah atau meningkatkan harga jual produk di pasar. Laporan laba rugi yang disampaikan ini merupakan syarat utama bagi setiap IKM sesuai Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah (SAK EMKM).  

Peralihan strategi bisnis dari offline ke online di e-commerce dijelaskan secara detail oleh Ahmad Rifqi Arina yang merupakan praktisi di industri konsumer selama lebih dari 15 tahun. Strategi bisnis online, kata dia, menjadi salah satu urgensi bisnis online dikarenakan dapat meningkatkan kemungkinan pembeli untuk memilih barang yang ditampilkan dalam etalase toko e-commerce.

Sesuai rencana, usaia kegiatan pelatihan ini ada  pendampingan penyusunan laba rugi dan pengunggahan produk dengan informasi yang mendetail selama Agustus hingga September 2022.  

Praktik pendampingan penyusunan laporan laba rugi dipandu oleh Mochammad Nurul, Dosen Program Studi D3 Akuntansi Fakultas Vokasi Universitas Airlangga, didampingi oleh mahasiswa Program Studi D3 Akuntansi Fakultas Vokasi Universitas Airlangga. 

Kegiatan pendampingan IKM ini mendapat dukungan dari Pemkab Bojonegoro. Kegiatan pelatihan sendiri digelar di Gedung Pusat Informasi Publik (PIP) Dinas Kominfo Bojonegoro.  

"Kami sangat mengapresiasi langkah Unair yang selama ini ikut membantu pengembangan IKM di Kabupaten Bojonegoro," ujar Kabid PIKP Dinas Kominfo Bojonegoro, Johan Pundi Lestari.

Sementara itu, salah satu peserta pemilik usaha Raflesia menyampaikan bahwa langsung mendapatkan order dan pembeli bersedia menjadi reseller. “Terima kasih banyak atas bantuan dari pihak UNAIR. Awalnya saya ragu untuk beralih ke platform online, namun dengan pendampingan saya menjadi yakin untuk memperluas jaringan usaha,” kata Ibu Anna, pemilik usaha Raflesia.