Kang Yoto Sampaikan Pengelolaan Migas Bojonegoro di Forum Akademisi

-
26 Nov 2015
45 seen

bojonegorokab.go.id – Bupati Bojonegoro, Suyoto, menjadi pembicara di Forum Akademisi yang selenggarakan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) di Universitas Indonesia (UI), Rabu (25/11/2015).

Dalam kesempatan itu, Bupati yang biasa disapa Kang Yoto itu menyampaikan konsep pengelolan dan pengalamannya dalam mendukung kegiatan eksplorasi migas di wilayahnya.Hal itu disampaikan karena Bojonegoro sendiri merupakan daerah penghasil migas karena wilayahnya terdapat sejumlah lapangan migas yang saat ini sudah berproduksi. Yakni Lapangan Minyak Banyuurip, Blok Cepu yang dikelola ExxonMobil Cepu Limited (EMCL); Lapangan Sukowati, Blok Tuban, dikelola Joint Operating Body Pertamina - Petrochina East Java, Lapangan Tiung Biru (TBR) dan Sumur Minyak Tua dikelola Pertamina EP.

Kemudian lapangan gas yang tengah tahap pengembangan adalah Unitiasai Lapang Gas Jambaran - Tiung Biru (J-TB) dengan operator Pertamina Eksplorasi dan Produksi Cepu (PEPC), Blok Nona oleh Pertamina EP, dan Blok Blora oleh Sele Raya Energi (SRE).  

Bupati mengatakan, dalam mengelola kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas ada beberapa beberapa hal penting yang perlu dilakukan di antaranya dukungan sosial, menjamin tidak ada masalah lingkungan hidup, memastikan dukungan politik, memenuhi  dan semua aspek legal.

“Ini yang harus diperhatikan agar kegiatan migas di daerah dapat berjalan lancar,” kata Kang Yoto.

Menurut dia, kunci sukses pengelolaan migas meliputi bebrapa hal yakni penanganan secara holistik dengan memperhatikan aspek bisnis,  teknis, legal, dukungan sosial, keterbukaan, transparansi, membuat timbulnya trust, sustainable development (pembangunan berkelanjutan), sinergitas semua stakeholder (co creating).

“Tak kalah pentingnya adalah arah regulasi. Di Bojonegoro, saya sudah membuat tata Kelola, akuntabilitas dan transparansi, pemberdayaan, dan tata ruang,” ujar Kang Yoto, mengungkapkan.

Dia menjelaskan, untuk transparansi tata kelola, Pemkab Bojonegoro telah membangun dan menjaga kepercayaan seluruh publik. Kemudian breaktrough yang mana aktif dalam  transformasi sosial dalam cara yang beda untuk meningkatkan  kesejahteraan rakyat, pertisipasi  publik, kepercayaan dan kebahagiaan.

“Kita juga penerbitan regulasi melalui Perbup maupun Perda agar memberikan kepastian dan transparansi,” tegas Kang Yoto.

Sementara untuk belanja dari dana bagi hasil (DBH) migas yang diterima Bojonegoro, lanjut Kang Yoto, hanya fokus pada tiga hal yakni peningkatan sumber daya manusia (SDM), infrastruktur yang relevan dengan pertumbuhan ekonomi, dan pembentukan fiskal pasca eksploitasi.

“Migas adalah energi yang tak terbaharukan yang bisa habis, karena itu dari hasil pendapatan migas ini kita gunakan untuk pembangunan jangka panjang dan berkelanjutan,” pungkas Kang Yoto.

Peningkatan SDM yang dilakukan Bojonegoro saat ini adalah memberikan pelatihan keterampilan bagi 12 pemuda pada tahun 2015 ini. Harapannya, dengan bekal itu para pemuda memiliki daya saing dalam bursa kerja maupun menciptakan peluang kerja dengan membangun usaha sendiri.(dwi/kominfo)