Produksi Banyuurip Capai Lebih Dari 130 ribu BPH

-
14 Dec 2015
4.322 seen

bojonegorokab.go.id – Produksi Lapangan Banyuurip, Blok Cepu, di Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, telah meningkat secara bertahap ke lebih dari 130.000 barrel minyak per hari, seiring dengan dimulainya produksi dari pusat fasilitas pemrosesan (Central Processing Facility/CPF). Peningkatkan produksi ini diumumkan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) selaku Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Blok Cepu, melalui siaran persnya, Senin (14/12/2015).

Di Lapangan Banyuurip terdapat  45 sumur yang berproduksi dari tiga tapak sumur, satu fasilitas pemrosesan pusat, jalur pipa darat/lepas pantai sepanjang 95 km dan satu kapal tangki penyimpanan dan alir muat serta fasilitas bongkar-muat kapal di Laut Jawa.

Lapangan Banyuurip diharapkan dapat menghasilkan 450 juta barrel minyak selama masa operasi proyek yakni 30 tahun kedepan sejak Joint Joint Operating Agreement (JOA) diteken pada 2005 silam, atau habis kontrak pada 2035 mendatang.

ExxonMobil yang bermitra dengan PT Pertamina EP Cepu (PEPC) dan Badan Kerjasama Blok Cepu (BKS) memulai produksi dari Banyuurip sejak akhir tahun 2008 dengan peningkatan output bertahap seiring dengan bertambahnya fasilitas pengoperasian  di tahun 2014 dan 2015. Lapangan Banyuurip merupakan proyek minyak terbesar di Indonesia dalam beberapa dekade terakhir, dan pada puncak produksinya akan menghasilkan sekitar 20% dari target produksi minyak nasional 2016.

“Proyek ini mencerminkan keahlian manajemen proyek yang melibatkan semua pihak termasuk  SKK Migas, ExxonMobil, pemerintah daerah,  para pemasok, dan badan-badan usaha lokal yang masing-masing telah menunjukkan kapabilitasnya,” tutur Dan Wieczyinski, Project Executive ExxonMobil Cepu Limited.

Lapangan Banyuurip telah berhasil dibangun oleh 5 konsorsium kontraktor EPC yang dipimpin oleh perusahaan nasional, dan mempekerjakan 17.000 pekerja lokal dan nasional pada titik puncak kegiatannya, atau  95% dari keseluruhan tenaga kerja proyek.  Pembangunan fasilitas produksi Banyu Urip  melibatkan  lebih dari 460 subkontraktor Indonesia, sebagai bagian dari upaya meningkatkan kapasitas nasional.

“Banyu Urip membantu memaksimalkan nilai sumber energi Indonesia dan menciptakan manfaat yang signifikan dan berkelanjutan,” kata Amien Sunaryadi, Kepala SKK Migas.

“Kami berterima kasih atas dukungan pemerintah Indonesia, SKK Migas, mitra kami di Blok Cepu PT. Pertamina EP Cepu, Badan Kerjasama Blok Cepu, para kontraktor dan masyarakat,” kata Jon M. Gibbs, Presiden ExxonMobil Cepu Limited

ExxonMobil Cepu Limited sebagai operator memiliki penyertaan saham sebesar 45 persen di Lapangan Banyu Urip, PT. Pertamina EP Cepu memiliki 45 persen, serta empat Badan Usaha Milik Daerah, yaitu PT. Blora Patragas Hulu, PT. Petrogas Jatim Utama Cendana, PT. Asri Darma Sejahtera, dan PT. Sarana Patra Hulu Cepu memiliki 10 persen.

Kontraktor Kontrak Kerja Sama atau KKKS adalah kontraktor yg mengelola Wilayah Kerja (WK) Perminyakan milik negara. Dalam menjalankan kegiatannya KKKS berada di bawah pengawasan dan Pengendalian SKK Migas.(dwi/kominfo)