bojonegorokab.go.id - Langkah Pemerintah Kabupaten Bojonegoro untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Bojonegoro tak hanya sekedar tertuang dalam program, namun sudah dilakukan langsung tertuju kepada masyarakat aneka macam pelatihan baik yang bersertifikasi maupun non sertifikasi dengan target 12 Ribu peserta. Hal ini disampaikan oleh Sugi Hartono, Kasi Perluasan dan Produktifitas Tenaga Kerja Dinas tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bojonegoro ketika ditemui Humas, Senin (18/1) pagi tadi diruang kerjanya.
Dijelaskan oleh Sugi bahwasannya dari 12 Ribu pelatihan terealisasi 11.635 peserta yang dibiayai dengan APBD Kabupaten Bojonegoro, 370 bersumber dari CSR, 240 dari pembiayaan APBN dan 976 bersumber dari UPT BLK yang dikelola oleh Pemerintah Propinsi Jawa Timur. Sehingga pada tahun 2015 ini pelatihan yang telah digelar di Kabupaten Bojonegoro tercapai 13.221 pelatihan. Menurut Sugi, dari 23 jenis pelatihan yang diselenggarakan 11 diantaranya adalah jenis kompetensi yang mendapatkan sertifikat atau pengukuhan antara lain Cleaning Service, Las Listrik, produk hasil pertanian, Tata Boga, Servis AC. Operator Komputer, Garmen, Perhotelan, tata Rias dan Tukang serta pelatihan mesin produksi.
Sedangkan sisanya adalah pelatihan non kompetensi yang diikuti oleh seluruh warga Bojonegoro lulusan SMA sederajat sampai dengan usia 55 tahun. Yang membahagiakan, lanjut Sugi, dari 11 jenis pelatihan yang memiliki kompetensi ini hampir 60 persen ternyata sudah bekerja. Kebanyakan adalah mereka bekerja di luar Bojonegoro. Yang tebaru saja ada 100 orang lulusan pelatihan garmen kini bekerja di pabrik sepatu di Desa Bakung Kecamatan Kanor.
Ditambahkan, Sugi Untuk tahun 2016 nanti pemerintah mentargetkan kembali menggelar pelatihan untuk hampir kurang lebih enam ribu peserta. Dengan adanya pelatihan ini maka diharapkan usia produktif di Kabupaten Bojonegoro bisa bekerja sesuai skill dan kemampuan mereka. Pemerintah dalam upaya meningkatan kompetensi ini dengan menyiapkan pelatihan-pelatihan baik yang sudah bersertifikasi ataukah non sertifikasi. Diharapkan tak hanya bekerja akan tetapi para peserta pelatihan ini diharapkan menciptakan peluang kerja bersama. Diakui bahwa untuk pelatihan dengan kompetensi ini pesertanya lebih sedikit jika dibanding non sertifikasi. Namun yang membahagiakan adalah hampir 60 persen peserta mengaplikasikan keahlian mereka dengan membuka peluang usaha sendiri atau bekerja di berbagai sektor baik Bojonegoro maupun luar Bojonegoro. Sugi mengungkapkan ditahun 2015 lalu jumlah pencari kerja di Kabupaten Bojonegoro mencapai 2.602 laki-laki dan 2049 perempuan sehingga total 4.641 pencari kerja. (Hms)