Mengapa Kang Yoto Instruksikan Warga Tanam Kelor, Ini Alasannya

-
20 Jan 2016
4.026 seen

bojonegorokab.go.id - Kelor juga disebut sebagai Moringa oleifera dan merupakan tumbuhan dari jenis suku Moringaceae. Daunnya berbentuk bulat lonjong dan ukurannya yang kecil tersusun rapi pada sebuah tangkai, biasanya dimasak sebagai sayur untuk pengobatan dan menjaga kesehatan. Tumbuhan ini juga memiliki tinggi batang sekitar 7 sampai 11 meter, memiliki bunga dengan warna putih kekuning-kuningan yang mengeluarkan bau dengan aroma bau semerbak, serta memiliki buah dengan bentuk segitiga memanjang biasa nya di sebut kelentang dan biasanya juga bisa dimasak sebagai sayur.

Sebuah Penelitian menyebutkan manfaat daun kelor dimulai dari daunnya, lalu kulit batang, buah dan bijinya. Telah dimulai sejak tahun 1980, negara yang tradisi penduduknya menanam pohon kelor adalah somalia, etiopoa, sudan, karena pohon kelor merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari sebagai sayuran dan berfungsi untuk menjaga kesehatan, dan juga hasil dari tanaman ini di perjual belikan.

Kegunaan lain dari daun kelor yaitu untuk menjaga tanah agar tidak longsor, air hujan dapat di tahan oleh sistem akar tumbuhan kelor yang sangat rapat, hal ini telah digunakan di kawasan Konso dan juga Arba Minch, juga digunakan sebagai konservasi tanah, terasering. dan ketika musim kemarau datang, akar disekitar pohon kelor yang menyimpan air akan menjadi sumber air bagi tanaman lainnya.

Bahkan Organisasi kesehatan dunia WHO menganjurkan bagi anak-anak dan bayi yang masih di dalam masa pertumbuhan untuk mengkonsumsi ini karena manfaat yang luar biasa natara lain  mengandung Potasium Tiga kali lipat dari pada pisang. Selain itu mengandung Kalsium Empat kali lipat lebih banyak daripada susu. Kelor juga kaya akan Vitamin C Tujuh kali lipat daripada jeruk. Selain itu Mengandung Vitamin A Empat kali lipat lebih banyak dari pada wortel dan Juga memiliki Dua kali lipat protein dari pada susu.


Melihat manfaat luar biasa dari tanaman kelor ini, Bupati Bojonegoro, Suyoto mengintruksikan kepada seluruh warga Bojonegoro untuk menanam tanaman tersebut. Kang Yoto-sapaan akrab bupati Bojonegoro-menjelaskan, dengan menanam tanaman ini diharapkan akan memperbaiki gizi, daya tahan dan kwalitas kesehatan sekaligus meningkatkan kecerdasan rakyat Bojonegoro.
"Jadi tak ada salahnya untuk membudidayakan tanaman buah kelor ini disekitar pekarangan tempat tinggal," kata Kang Yoto.

Sebenarnya tanaman kelor ini sudah akrab di masyarakat Bojonegoro, namun sekarang-sekarang ini banyak yang tak mengenal. Debby, warga Desa Temayang menuturkan, bahwa semasa kecil neneknya sering memasak sayur menir kelor dan sayur asem klenthang. Namun kini seiring perkembangan jaman tanaman ini menghilang.

"Jadi sangat bagus jika tanaman kelor ini kembali dibudidayakan, sehingga generasi muda sekarang melestarikan kuliner nenek moyang sekaligus menjaga keragaman hayati Bojonegoro utamanya kelor," sambung Debby.(dwi/kominfo)