Mantan Anggota Gafatar Asal Bojonegoro Digauli Dengan Penuh Kasih

-
26 Jan 2016
56 seen

bojonegorokab.go.id - terkait dengan pemulangan 11 orang mantan anggota  pengikut Gerakan Fajar Nusantara (GAFATAR), Bupati Bojonegoro menyampaikan kepada semua pihak khususnya warga masyarakat Bojonegoro untuk bersikap baik dan menerima mereka. Hal ini disampaikan oleh Kang Yoto, Senin (25/1) saat menanggapi pemulangan anggota Gafatar ke daerah masing-masing dari penampungan di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Informasi yang ditermia, 11 orang tersebut berasal dari 4 orang Dusun Taji, Desa Sukorejo Kecamatan Tambakrejo, 5 orang dari Dusun Badug, Desa Sumuragung Kecamatan Sumberejo, 1 orang dari Kecamatan Kapas, dan 1 orang lagi berasal dari Ngaglik Kecamatan Kasiman. 

Bupati Bojonegoro Kang Yoto menyampaikan bahwa Pemerintah sangat siap dalam menerima warga Bojonegoro yang pernah tergabung dalam anggota Gafatar ini, demikian pula juga dengan masyarakat agar dapat melakukan hal yang sama. Sebelum mereka dijemput Camat dan Kepala Desa untuk kembali ke tempat asalnya, mereka ditampung di salah satu hotel milik pemerintah Griya Dharma Kusuma (GDK). Dengan didampingi  tim Sapa Keluarga Dengan Kasih (SAGASIH)  untuk diberikan pembinaan dan pencerahan agar dapat memulihkan trauma paska kejadian yang telah menimpanya sekaligus guna menyiapkan mental dan psikologis sebelum kembali ketengah masyarakat. Tidak hanya itu, tim SAGASIH juga memberikan pemahaman kepada masyarakat, bahwasanya mereka ini adalah bagian dari warga Bojonegoro, saudara, dan keluarga dari masyarakat Bojonegoro yang sedang terkena musibah. Selain itu pemerintah juga memberikan santunan kepada mereka uang tunai sebesar 2,5 juta bagi mereka yang masih memiliki rumah tinggal dan 5 juta rupiah bagi mereka yang sudah tidak memiliki rumah tinggal di Bojonegoro untuk menjalini hidup kedepan, jelas Bupati.

Bupati Menambahkan, Sikap dan Aksi ini merupakan bagian dari wujud nyata Kabupaten Bojonegoro sebagai Kabupaten Welas asih. Dalam menyikapi apapun seyognyanya mengedepankan pemikiran yang logis, tidak mudah terprovokasi atau terpancing oleh hal-hal yang belum terbukti kebenarannya. Apalagi melakukan hal – hal yang bersifat anarkis kepada mereka seperti yang terjadi dai daerah lain.(hms)