Pertamina EP Cepu Akan Memulai Proyek Jambaran-Tiung Biru

-
28 Jan 2016
114 seen

bojonegorokab.go.id - Pertamina EP Cepu (PEPC) akan memulai tahap awal pengembangan eksploitasi gas Jambaran-Tiung Biru Bulan Februari 2016. Hal itu diungkapkan Bob Wikan Adibrata general manager project jambaran tiung biru pada saat menghadap Bupati Bojonegoro Suyoto kemarin (27/1) di rumah dinas.

Bob menyampaikan bahwa Early Civil Works (ECW)dengan nilai proyek 165 milyar rupiah ini akan dimulai pada awal Februari hingga 16 minggu kedepan yang membutuhkan kurang lebih sekitar 300 tenaga kerja. Untuk tahap awal,  akan dikerjakan mulai dari penyiapan lahan dan jalan. Antara lain untuk pembuatan jalan, jembatan dan wellpad.  Maka dari itu proyek ini akan dikerjakan BUMN oleh PT.PP (Persero) tanpa adanya subkontraktor, sehingga pengadaan barang, tenaga kerja dan sewa alat dilakukan langsung oleh PT.PP (Persero).

Pengerjaan selanjutnya adalah Gas Processor Facilities (GPF), Pertamina EP Cepu akan mengumumkan pemenang tendernya pada bulan Juli, kemudian akan mulai action dilapangan. Wilayah pengembangan proyek ini terletak di kecamatan Ngasem tepatnya di desa Bandungrejo dan desa Kalisumber kecamatan Kalitidu. Namun jalur proyek tersebut nantinya juga akan melewati wilayah kecamatan Gayam dan Purwosari.  Untuk nilai proyek Gas Processor Facilities (GPF) Bob mengatakan akan menghabiskan dana sekitar USD. 1,5 Milyar. Dan akan melibatkan tenaga kerja yang lebih banyak lagi sekitar 5000 pekerja.

Bupati Bojonegoro Suyoto meminta agar momentum ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh semua pihak. Mulai dari pengadaan barang agar dapat menghindari dari para makelar dan perekrutan tenaga kerja harus dilkukan secara fair. Untuk itu Bupati meminta kepada Kepala Desa, Camat, dan Dinas Nakertransos harus mendampingi dengan mengutamakan azaz sosial. Dan yang paling penting adalah tidak memperkerjakan anak-anak usia sekolah.

Bob juga menambahkan,seluruh pengerjaan ini ditargetkan akan tuntas pada bulan Oktober 2018, dan puncak produksi pada kaurtal pertama pada bulan Oktober 2019. Diperkirakan rata-rata produksi puncak akan mencapai 315 juta kubik gas, melewati bermacam proses sehingga rata-ratanya adalah sekitar 185 juta kubik. Dengan alokasi 100 juta kubik untuk pertamina dan 85 juta kubik untuk kebutuhan Pupuk Kujang. (Hms)