bojonegorokab.go.id - Banjir luapan Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro, mulai turun, Jumát (26/2/2016). Tinggi muka air (TMA) di papan duga Taman Bengawan Solo (TBS) yang Kamis kemarin menyentuh titik 14.10 di atas permukaan laut (dpl), kini berangsur-angsur menurun di titik 13.95 dpl.
Meski begitu, Pemkqab Bojonegoro meminta agar masyarakat di bantaran bengawan untuk tetap meningkatkan kewaspadaannya karena air sekarang ini bergeser di wilayah timur.
Menurunnya debit air di wilayah Barat Bojonegoro ini menjadi peningkatan tinggi muka air di wilayah wilayah timur. Akibatnya, beberapa kecamatan di wilayah timur dilaporkan tergenang. Antara lain Kecamatan Kapas meliputi
Desa Bogo dengan jumlah lahan tergenang 21 hektar (Ha). Kecamatan Trucuk sebanyak dua yang berdampak yakni Desa Guyangan dengan jumlah sawah tergenang seluas 20 Ha yang ditanami padi berusia 30 hari, dan Desa Trucuk luas lahan tergenang 2 Ha dengan usia tanam 30 dan 40 Hari serta tiga jalan poros desa sepanjang 500 M.
"Banjir di wilayah ini leiih disebabkan air dari Kali Kening yang meluap akibat tersogok Bengawan Solo," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Andik Sudjarwo, Jumát (26/2/2016).
Di Kecamatan Balen jumlah desa tergenang meliputi Desa Pilanggede dengan kerugian jalan lingkungan tergenang 30-45 cementer sepanjang 100 M, sawah dengan tanaman padi umur 60 hari seluas 10 Ha, sawah tidak ada tanaman seluas 70 Ha, tegalan 70 Ha, pekarangan 7 Ha, dan SDN tergenang setinggi 10 - 15 cm. Di Desa Sarirejo sawah seluas 24 Ha dengan tanaman padi berusia 3 minggu, serta lahan tidak ada tanaman seluas 50 . Desa Kedungbondo sawah tanaman padi yang tergenang seluas 8 Ha dengan umur 40 - 70 hari, jalan poros sepanjang 50 meter dengan kedalaman 35 - 45 cm.
Kemudian Desa Lengkong sawah tanaman padi yang tergenang seluas 15 Ha, jalan poros sepanjang 200 meter dengan kedalaman 20 - 35 cm. Desa Kedungdowo sawah tanaman padi berumur 20 - hari yang tergenang seluas 10 Ha, pekarangan 2 Ha , jalan poros sepanjang 300 meter, jalan lingkungan 800 meter dengan kedalaman 25 - 40 cm, dan dua makam Islam. Desa Sekaran jumlah sawah tanaman padi seluas 10 Ha berumur 30 - 40 hari, pekarangan 10 Ha, jalan lingkungan sepanjang 100 meter, satu makam Islam dan halaman SDN dengan kedalaman 25 - 35 cm. Desa Prambatan sawah tanaman padi tergenang 5 Ha.
Selain itu, banjir juga menggenai wilayah Kecamatan Kanor yakni Desa Cangakan meliputi sawah ditanami padi berumur 25 hari seluas 56 Ha, Jagung seluas 10 ha, jalan dusun sepanjang 50 meter dengan kedalaman 15-20 cm. Desa Tambahrejo meliputi lahan persawahan padi berumur 20 hari seluas50 Ha dan tegalan yang ditanami jagung seluas 15 Ha.
" Di Desa Pyak sampai dengan pagi tadi masyarakat masih gotong royong mengerjakan tanggul mekuris yg berpotensi jebol dengan menambah/menahan menggunakan bambu dan kantong plastik/zak yang diisi tanah," ujar Andik mengungkapkan.
Sementara di Kecamatan Baureno banjir juga menggenangi Desa Kalisari yang meliputi jalan Dusun Mojopencol sepanjang 2 Kilo Meter Kkm) dengan rata-rata ketinggian air 30-70 cm, rumah tergenang 4 rmh dengan ketinggian air rata-ata 10-30 cm, SDN Kalisari ruang kelas tergenang 10 cm dan halaman sekolahan ketinggian air 60 cm, dan Dusun Sekalang jalan poros yang tergenang sepanjang 1.5 Km dengan ketinggian air 50-70 cm. Desa Tanggungan meliputi Jalan tergenang sepanjang 600 meter dengan ketinggian air 40-50 cm. Desa Kadungrejo meliputi Jalan lingkungan tergenang sapanjang 200 m dengan ketinggian air 20-40 cm.(dwi/kominfo)