Kang Yoto Dinilai Sukses Terapkan HAM Di Bojonegoro

-
02 Mar 2016
22 dilihat

bojonegorokab.go.id - Bupati Bojonegoro, Suyoto kembali menjadi nara sumber sebagai tokoh yang sukses menerapkan HAM secara nyata di daerahnya. Sehingga apa yang telah dilakukan Kang Yoto - sapaan akrab Bupati Suyoto, dapat dijadikan role model daerah lain maupun Indonesia. Kegiatan ini digagas Forum NGO yang sangat berpengaruh di Indonesia maupun di dunia Internasional yaitu International NGO Forum if Indonesia Development (infid) di Malang - Jatim, Rabu (02/03/2016). Forum ini dihadiri 18 kabupaten/kota yang layak ramah HAM setelah mendapat penilaian dari Infid dan lembaga lain seperti Wantimpres,Menkumham, KSP, Komnas HAM, Kontras, Elsam, hingga Komnas Perempuan. Dalam kesempatan itu Kang Yoto menceritakan kesuksesan "Daerah ramah HAM" yang telah diterapkan di Bojonegoro. Menurutnya, Bojonegoro dengan kekayaan SDA yang dimiliki memiliki sejarah kemiskinan yg panjang. "Sejarah konflik mulai jaman Majapahit hingga tahun 2007, pemerintah belum bisa memberikan solusi berarti, sehingga rentan pelanggaran HAM yg menimbulkan Radikalisasi dan Diskriminasi terutama jg akibat politisasi agama dan etnis," ungkapnya. Sehingga disaat Pemerintahan Kang Yoto mulai tahun 2008 menjadi momentum untuk menghadapi segala tantangan tersebut. "Atas dukungan rakyat serta dengan menerapkan Pemerintahan yang Transformasional, pemerintahan meretokrasi birokrasi menjadi profesional, dapat dipercaya rakyat, akuntabel,transparan,menekan korupsi," ujar Kang Yoto. Selain itu pembangunan ekonomi yang fokus serta memberi kesempatan rakyat untuk berpendapat melalui banyak media publik dan sosial media, menjadikan Bojonegoro secara pelan menjadi kabupaten yang terbuka ( inklusif, ego to eco), bahkan berani mendeklarasikan kabupaten welas asih,pendidikan inklusif dan layak anak. Kang Yoto menambahkan bahwa Bojonegoro berhasil mengimplementasi HAM dengan baik, rakyat semua bisa berperan,agama dijalankan dengan tenang, pembangunan untuk semua dengan pertumbuhan ekonomi yang positif. "Hal ini karena kami selalu mendahulukan kepentingan publik, hadir pada dinamika publik, jaga kepercayaan rakyat dan mitra seperti investor dan tradisi belajar bersama," jelas Kang Yoto. (Git/Kominfo)