Dengan Konsep 3R, Bojonegoro Sukses Kelola Sampah menjadi Berkah

-
02 Apr 2016
72 dilihat

bojonegorokab.go.id - Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dalam kepemimpinan Bupati Suyoto mengajak pemerintahnya dan seluruh lapisan masyarakat untuk terus menciptakan inovasi dalam segala bidang. Salah satunya dalam mengatasi masalah sampah. Dengan mengusung semangat “ menyelesaikan masalah dan melahirkan berkah “ menjadikan Bojonegoro meraih penghargaan TOP 99 inovasi pelayanan publik 2016 dari Kementerian PAN/RB RI. Dalam penganugerahan ini Bojonegoro menyabet 3 gelar sekaligus untuk kategori kota/kabupaten dari 40 kota/kabupaten yang masuk dalam TOP 99. "Bagi kami ternyata mengelola sampah bukan hanya urusan teknologi,tapi juga soal cara mengelola.dengan siapa,dan bagaimana mengajarkan kepada generasi muda," ungkap Kang Yoto sapaan akrab Bupati Bojonegoro ini. Menurutnya, sampah masih menjadi masalah bagi daerah di seluruh Indonesia, termasuk di Bojonegoro. "Selama ini sampah masih identik dengan beberapa hal antara lain adalah masalah biaya, lahan, penyakit dan konflik sosial," papar Kang Yoto dalam acara simposium dan penghargaan top 99 inovasi pelayanan publik 2016 di Jatim expo Surabaya (02/04/2016). Dijelaskan, meningkatnya jumlah penduduk Bojonegoro yang mencapai 1,3 juta membuat volume sampah juga bertambah, sedangkan cakupan pelayanan sangat terbatas. "Dengan terbatasnya lahan TPA dan masalah kebersihan, membuat masalah menjadi masalah serius yang harus segera dicarikan jalan keluar," jelasnya. Selama ini lanjut Kang Yoto, sampah juga selalu menjadi sorotan dan komplain bagi warga sekitar, belum lagi sarang penyakit. Melihat masalah ini Pemkab melakukan langkah inovasi dan mencari solusi atas permasalahan lingkungan. Yakni dengan menyulap sampah menjadi barang yang memiliki nilai tak sekedar nilai ekonomi akan tetapi nilai pemanfaatan sebagai bahan alternatif," ujarnya. Secara khusus DKP yakni khususnya di TPA megolah sampah menjadi beberapa produk antara lain mengolah sampah sebagai bahan bakar alternatif. TPA Bojonegoro mampu menghasilkan BBM Sampah yakni dari 22 kilogram sampah plastik mampu menghasilkan 10 liter solar yang dimanfaatkan untuk bahan bakar operasional TPA. Selain itu sampah yang menghasilkan bau kurang sedap ditangan DKP Bojonegoro dimanfaatkan menjadi bahan gas alternatif untuk mencukupi kebutuhan energi bagi 40 kepala keluarga disekitar TPA. Saat ini TPA di Bojonegoro yang dianggap tempat kotor dan buruk, mampu menjelma menjadi satu tempat aktifitas untuk bagi para pemulung. Dari 32 pemulung Saat ini setidaknya terdapat 62 orang pemulung yang tergabung di TPA tersebut dengan rata-rata penghasilannya mencapai Rp. 35 ribu sampai dengan Rp. 50 ribu per hari. Kegiatan lain yang dijalankan dari aktifitas sampah ini antara lain adalah bank sampah induk patrol 21 dengan jumlah anggota mencapai 68 bank sampah. Bank sampah ini menghasilkan produk organik berupa kompos Bojonegoro (Kombo ) yang setiap hari mampu menghasilkan 18 meter kubik kompos perharinya. Sekadar diketahui pada tahun 2014 sampah masuk di TPA banjarsari mencapai 188 meter kubuik , dan sampah yang terolah hanya 15 meter kubik organik dan 18,28 meter kubik non organik sedangkan sisanya yakni 154,72 meterkubik adalah residu. Sedangkan untuk tahun 2015 ini sampah yang masuk di TPA mencapai 211 Meter kubik, yang terolah mencapai 18 meter kubik organik dan 19,43 non organik sedangkan 173,57 merupakan residu. "Dengan sistem pengolahan dan pengelolaan TPA ini membawa beberapa keuntungan antara lain memperpanjang usia TPA yang seharusnya hanya 6 tahun kini menjadi 9,5 tahun," tandas Kang Yoto. Lingkungan TPA kini semakin bersih, bau sampah berkurang,dengan pola sanitary landfill yang sebelumnya dengan metode open dumping/konvensional. demikian pula dengan sebaran lalat sehingga komplain dari masyarakat juga jauh sangat berkurang. TPA Bojonegoro tak hanya sekedar pembuangan dan pengelolaan sampah. Dengan konsep reduce, reuse, recycle (3R), tempat yang dulunya dijauhi karena kotor dan bau,kini tempat itu menjadi tempat pembelajaran bagi para siswa. (Git/Kominfo)