bojonegorokab.go.id - Ubi kayu atau singkong, jika diolah akan memiliki nilai jual tinggi, sehingga bisa memberikan nilai tambah bagi petani maupun masyarakat. Hal itulah yang saat ini ditekuni oleh ibu-ibu di sejumlah desa di Kecamatan Padangan yang tergabung dalam PKK.
Untuk menjadikan harga singkong lebih mahal, perempuan di wilayah Padangan mengolahnya menjadi tepung mocaf. Usaha itu sekarang ini tengah dirintis ibu-ibu di sejumlah desa di kawasan hutan di wilayah Padangan.
Mereka memanfaatkan hasil produksi singkong dari lahan hutan yang digarap warga untuk dioleh menjadi tepung mocaf. Setiap 3 kilogram (Kg) singkong, jika diolah bisa menjadi 1 Kg tepung mocaf.
Sedangkan harga antara singkong dan tepung mocaf sangat terpaut jauh. Untuk harga 1 Kg singkong hanya Rp1.600, sedangkan untuk 1 Kg tepung mocaf seharga Rp7.500.
"Ini bisa memberikan nilai ekonomi bagi warga, terutama ibu-ibu," kata Camat Padangan, Farid Naqib.
Munculnya usaha pembuatan tepung mocaf ini dari adanya pelatihan ibu-ibu oleh PKK. Dari pelatihan itu setiap desa kemudian melakukan pemetaan potensi desa untuk kemudian mengolah potensi tersebut menjadi produk.
"Ini sangat prospek dikembangkan. Karena untuk bahan baku sudah tersedia, sebab rata-rata lahan di kawasan hutan banyak ditanami singkong," ujar Farid, mengungkapkan.
Hanya saja untuk mengembangkan usaha ini diperlukan perlatan penunjang untuk pembuatan mocaf. "Karena itu saya harapkan ada bantuan alat guna mengembangkan usaha ini," ucap Farid.
Sekarang ini, luas areal tanaman singkong di Bojonegoro mencapai 3.733 hektar. Dengan luasan itu sangat menunjang untuk bahan baku tepung mocaf.
Sebagaimana diketahui, Modified Cassava Flour (mocaf) adalah tepung kasava (singkong) yang sudah termodifikasi melaui suatu proses biologi. Dengan proses biologi, maka mocaf telah mengalami perbaikan mutu, di antaranya, warna semakin putih, aroma singkong berkurang secara signifikan (dan tidak ada aroma tape), tekstur lebih halus, elastisitas meningkat, lebih mengembang saat digunakan sebagai bahan baku pembuatan produk olahan kue, serta rasa pahit yang disebabkan oleh kandungan HCN berkurang secara signifikan.
Selain itu, tepung mocaf tidak mengandung gluten yang banyak terkandung dalam tepung terigu, sehingga aman di konsumsi oleh penderita autis dan balita. Kandungan gizi tepung mocaf tidak begitu berbeda dengan terigu. Hanya saja, pada tepung mocaf lebih sedikit kandungan proteinnya di bandingkan dengan tepung terigu. Pengolahan lebih lanjut menjadi aneka cake dan kue akan mengatasi rendahnya kandungan protein tepung mocaf.
Keunggulan lain dari tepung mocaf adalah; kandungan kalsium, fosfor, dan serat yang lebih tinggi dibandingkan dengan tepung terigu. Selain itu tepung mocaf juga mengandung fitoestrogen, suatu hormon yang berfungsi untuk mencegah menopause dini yang biasa tejadi pada kaum wanita.(dwi/kominfo)