15 Peserta Diklat Kementerian ESDM Ingin Menimba Ilmu dari Kang Yoto

-
12 Apr 2016
2.873 seen

bojonegorokab.go.id - Pemkab Bojonegoro kedatangan tamu 15 peserta Diklat dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Mereka adalah Ditjen Migas,Puslitbang Geologi, STEM Akamigas, Pusdatin ESDM, Ditjen Mineral Energi dan Batubara, Ditjen Ketenagalistrikan, BPH Migas dan Predikat Migas. Kedatangan mereka disambut baik oleh Bupati Bojonegoro, Suyoto di Rumah Dinas Bupati, Selasa (12/04/2016). Kedatangan kami ini untuk bertemu dengan Bupati Bojonegoro untuk menimba ilmu juga menambah wawasan sebagai bekal kami semua, " ungkap Hasan Syukur, Ketua rombongan diklat. Dijelaskan kunjungannya ke Bojonegoro dalam rangka untuk mendapatkan pembekalan khususnya mengenai wawasan kebangsaan dari Kang Yoto. "Sehingga akan membawa dampak positif bagi seluruh peserta diklat IV. Utamanya untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme dan wawasan kebangsaan," katanya. Dalam kesempatan ini, Hilmi Elizabeth Kabag Perekonomian Pemkab Bojonegoro menjelaskan beberapa hal terkait perkembangan Kabupaten Bojonegoro, mulai dari potensi, sejarah dan kondisi umum. Salah satu hal yang di sampaikan antara lain perjuangan Bojonegoro dalam mensejahterakan rakyat Bojonegoro dengan potensi sumber daya migas yang di miliki Bojonegoro. Pemkab Bojonegoro selalu berupaya untuk tidak menyalahgunakan DBH Migas yang di berikan kepadanya. Oleh karena itu, pemanfaatan DBH di peruntunkan untuk tiga hal diantaranya hanya akan membelanjakan uang DBH untuk infrastruktur yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi. DBH untuk meningkatkan SDM. “Sehingga bagi investor yang ingin menginvest di Bojonegoro tidak perlu khawatir karena Pemkab sudah menyediakan para pekerja yang terlatih dengan upah yang terjangkau," papar Hilmi. Masih kata Hilmi, Pemkab Bojonegoro juga sedang menganggarkan DBH untuk dana abadi. "Dana tabungan bagi anak cucu kita, sebagai cadangan apabila sumber Migas tidak beroperasi lagi," pungkasnya. Sementara itu Bupati Bojonegoro Suyoto dalam sambutannya menyampaikan bahwa menjadi pemimpin adalah usaha untuk menyelaraskan niat,pikiran dan perbuatan. Sehingga untuk setiap calon pemimpin dan pemimpin harus dapat mempengaruhi dan menggerakkan pikirannya agar bekerja dengan niat yang ikhlas. "Para pemimpin juga harus menjaga janjinya sesuai dengan sila- sila Pancasila. Yang mana setiap yang di perkerjakan dapat di pertanggungjawabkan," tegas Kang Yoto. (Rik/Kominfo)