Produksi Telur di Bojonegoro Masih Sangat Minim

-
20 Apr 2016
143 dilihat

bojonegorokab.go.id - Kebutuhan saat ini semakin meningkat, menyusul keinginan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan empat sehat. Namun kebutuhan tersebut tidak diikuti peningkatan produksi telur di Bojonegoro. Menurut data di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bojonegoro, bahwa produksi telur ayam di Bojonegoro hingga kini masih sangat minim. "Produksi telur ayam di Bojonegoro baru mampu mencapai 22 persen kebutuhan pasar," ungkap Didik Hari Supriyadi, Kasi Produksi dan Sarana Disperindag Bojonegoro, Rabu (20/04/2016). Salah satu faktornya lanjut Didik, minimnya peternak ayam petelur di Bojonegoro. Ini merupakan salah satu permasalahan yang cukup serius karena para pedagang harus mendapat pasokan telur dari luar daerah. "Karena jumlah peternak ayam petelur di Bojonegoro ini hanya kisaran dua atau tiga orang saja," ujarnya. Padahal, apabila banyak peternak di Bojonegoro selain dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar juga memperbaiki perekonomian sendiri. "Sudah pasti akan mengurangi jumlah kemiskinan di Bojonegoro," imbuhnya. Beberapa daerah yang saat ini memasok kebutuhan telur di Bojonegoro diantaranya Nganjuk, Madiun, dan Jawa Tengah. ‘’Jika tidak demikian, pasokan telur di pasaran akan kurang,’’ tuturnya. Didik menambahkan, minimnya peternak ayam petelur disebabkan cara beternaknya lebih sulit dibandingkan ayam pedaging. Ayam petelur lebih rentan terkena penyakit dibanding dengan ayam pedaganging. ‘’Jadi, banyak peternak yang memilih ayam pedaging saja," pungkasnya. Mengenai harga telur di Bojonegoro saat ini masih stabil, antara Rp.16 ribu hingga Rp. 18 ribu perkilogram. Sementara itu bukan hanya minimnya produksi telur, akan tetapi produksi daging ayam di Bojonegoro juga belum dapat memenuhi kebutuhan pasar. Namun, jumlah produksi daging ayam lebih besar di banding telur. Yaitu mencapai 40 persen. (Rik/Kominfo)