Sejumlah Anak Sungai Bengawan Solo Mengandung Phenol dan Nitrit

-
23 Apr 2016
240 dilihat

bojonegorokab.go.id - Beberapa anak sungai yang dialiri dari Bengawan Solo terindikasi mengandung Phenol (sejenis zat kimia tak berwarna dan berbau) dan nitrit (zat kimia yang mengandung nitrogen dan atom oksigen) yang melebihi ambang batas. Hal ini sesuai hasil uji laboratorium dari Mojokerto yang di terima oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Bojonegoro.

"Ada tiga lokasi yang di ambil sampelnya untuk di lakukan penelitian yakni Padangan, Sumberrejo dan Baureno," ungkap Kepala Bidang Pengawasan dan Kerusakan Lingkungan BLH, Suliana.

Hasil uji laboratorium dari ketiga lokasi tersebut menunjukan kondisi yang sama. "Pengambilan sampel tersebut di lakukan sejak tahun lalu, hasilnya baru keluar awal April tahun ini," katanya.

Dari uji laboratorium di Mojokerto yang di terima BLH beberelapa waktu lalu menunjukkan bahwa di tretek Penceng Sumberrejo, kandungan Phenolnya mencapai 8 miligram per liter (ml/l). Padahal, batas standarnya adalah 1 ml/l. Sedangkan kandungan nitrinya mencapai 0,078. Standartnya adalah 0,06. Selain itu, di Semar Mendem Baureno, kandungan phenol mencapai 11 ml/l. Sedangkan nitrinya mencapai 1,020 ml/l. Terakhir di Kuncen Padangan, kandungan phenolnya mencapai 20 ml/l, nitritnya mencapai 0,023 ml/l.

‘’Intinya, kandungan phenol dan nitritnya di tiga lokasi itu diatas standart,’’ jelasnya.

Suliana menambahkan, kandungan phenol yang terlalu tinggi kemungkinan besar disebabkan oleh limbah. Baik limbah industri maupun limbah rumah tangga. Sebab, disepanjang kawasan bengawan Solo Bojonegoro banyak terdapat industri.

‘’Bisa juga ini berasal dari anak sungai bengawan solo,’’ terangnya.

Dia memastikan, kandungan tersebut tidak berasal dari minyak. Baik minyak tumpahan perahu atau minyak dari pengeboran sumur tua. Kedua kandungan berlebih tersebut (phenol dan nitrit ) tidak baik jika masuk kedalam tubuh. Oleh sebab itu, BLH menghimbau agar masyarakat tidak langsung mengonsumsi air Bengawan secara langsung.

Sebab, jika dikonsumsi secara langsung dikhawatirkan akan menyebabkan berbagai penyakit. Sehingga, untuk mengkonsusmi air tersebut harus melalui tahap pengolahan dulu juga harus di teliti hasilnya. Untuk memastikan air tersebut layak di konsumsi. (Rik/Kominfo)