bojonegorokab.go.id - Sore ini di fairmont hotel Jakarta diselenggarakan resepsi syukuran atas suksesnya proyek eksploitasi minyak sumur Banyuurip Blok Cepu di Bojonegoro. Dengan produksi 170 ribu barrel perhari, ditambah produksi sumur dan blok lainnya, Bojonegoro menyumbang lebih dari 20 persen produksi minyak Indonesia. Ada banyak kisah menarik dibalek sukses proyek ini. Pasalnya inilah proyek eksplorasi di daratan terbesar di Indonesia sejak tahun 2000. Ada 600 Ha tanah harus dibebaskan dari petani dan harus berurusan dengan lebih 5000 pemilik. Belum lagi kompkeksitas sosial yang dihadapinya. Apa rahasia sukses proyek ditengah tengah kepadatan penduduk ini! Kang yoto menyampaikan sebagian rahasianya. Kuncinya saling memahami diantara para pihak, kesediaan untuk menyesuaikan atas aspirasi pihak lain, tidak kaku pada kepentingan masing. Staf pemerintah biasanya kaku pada aturan, kontraktor cenderung berpikir teknis dan bisnis, masyarakat kaku pada keinginan untuk diakomodir keinginan mendapatkan kesempatan bisnis, kesempatan kerja dan Program Csr. Sukses projek Banyuurip ini, kata Kang Yoto, memberi pelajaran berharga betapa pentingnya kolaborasi dan sinergi para pihak, transpransi dan saling mendengarkan. "Saya masih ingat saat awal jadi Bupati tahun 2008, protes dan demo menjadi langganan. Saat itu kita semua merasa para pemrotes itu musuh. Lalu kita duduk bersama, memilih memahami warga sekitar proyek segala aspirasinya. Tidak mengedepan kekuasaan, legal dan penggunaan aparat keamanan. Ternyata tidak sulit untuk mengakomodirnya," katanya. Acapkali saat berhadapan dengan warga, musuh terbesar justru ego kita sendiri. Hingga kita gagal saling sinergis. Proyek Banyuurip memberi pelajaran bahwa pendekatan holistik: bisnis, teknis, legal dan sosial bisa dilakukan. Sementara itu Amien Sunaryadi, kepala skk migas mengajak semua pihak, dimanapun berada yang sedang dan akan mengelola proyek yang sama untuk belajar dari kisah sukses dan pembelajaran dari Bojonegoro. (Komin