bojonegorokab.go.id - Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriyah kali ini menjadi moment penting bagi Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno untuk merayakan lebaran di kampung halamannya di Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (7/7/2016). Kegiatan yang dikemas dengan Sinau Bareng Agama, Mbangun Desa, Nguatke Negara yang dilaksanakan di Masjid Ar-Rahmah tersebut juga digelar pengajian dengan menghadirkan Kyai kondang asli Bojonegoro, Anwar Zahid. Berbagai elemen masyarakat Desa Dolokgede dan sekitarnya hadir dalam kegiatan tersebut. Juga para pejabat pemerintahan seperti Kapolres Bojonegoro, AKBP Wahyu Sri Bintoro, Komandan Kodim 0813 Bojonegoro, Letkol Inf. M. Herry Subagyo, Camat Tambakrejo Ngasiaji, Kepolsek Tambakrejo, Mohtarom dan Kepala Desa Dolokgede, Nunuk Sri Rahayu. Dalam sambutannya Pratikno menyampaikan, halal bi halal yang dilaksanakan ini adalah sebagai media silaturahmi bagi seluruh masyarakat. Menurut mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu, dipilihnya masjid Ar-Rahmah sebagai lokasi halal bi halal dan sinau bareng adalah selain tujuan utamanya yaitu memeriahkan Hari Raya Idul Fitri 1437 H, juga sekaligus memperkenalkan masjid Ar-Rohmah sebagai masjid percontohan dengan konsep eco-preneurial mosque. "Masjid ini dibangun dengan pemikiran awal untuk meneladani nabi yang menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan-kegiatan ekonomi, sehingga dengan kondisi stag/tetap yang memprihatinkan dimana mayoritas masyarakat menggantungkan keberlangsungan hidupnya dengan bertani dengan mengharapkan sektor tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan," jelas pria yang juga menjabat sebagai Ketua Ademos tersebut. Masjid ini, lanjut Pratikno, selain sebagai sarana ibadah dan pendidikan untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT dan nilai-nilai ukhuwah Islamiyah, masjid Ar-Rohman juga mempunyai misi sebagai masjid percontohan ramah lingkungan (eco-moaque), pelayanan sosial bagi masyarakat kurang mampu dan merangsang berkembangnya kewirausahaan (preneurial-mosque). Selain itu, Pratikno juga memperenalkan yayasan barunya yang bernama Yayasan Kariman Kasminah (Yakaka). "Yakaka diambil dari nama kedua orang tua saya," ujarnya. Konsenstrasi dari yayasan ini adalah mengurusi bidang pendidikan, seperti beasiswa bagi siswa kurang mampu, yang pandai, perbaikan sekolah dan peningkatan kualitas tenaga pendidik. "Semoga itu semua bisa terwujud sehingga cita-cita tentang meningkatnya kesejahteraan masyarakat dapat tercapai," pungkas Pratikno. Sementara itu, K. Anwar Zahid dalam ceramahnya mengajak masyarakat mengambil hikmah dari bulan ramadhan yang telah lewat. Kemudian Anwar Zahid memberikan ilustrasi, ibarat beras sebelum bulan puasa manusia adalah gabah yang kemudian digiling dengan puasa pada bulan ramadhan. Sehingga ketika sudah menjadi beras kemudian bisa dimakan dan mengenyangkan. "Namun ada juga yang tidak menjadi beras, yaitu tetap menjadi ganah atau bahasa jawanyalas dan beras remuk atau meniran, yang pasti akan dibuang. Begitu halnya juga kita, jika kita setelah digiling malah menjadi las meniran maka kita akan dibuang ke neraka," katanya menjelaskan.(dwi/kominfo)