Dengan Sistim Organik, Produksi Padi Bisa Capai 10 Ton/Ha

-
10 Aug 2016
1.885 dilihat

bojonegorokab.go.id  - Petani di wilayah Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, mulai menerapkan teknologi pertanian untuk meningkatkan produksi pertanian dengan sistim organik. Salahsatu cara yang dilakukan adalah dengan menciptakan mikro organisme lokal (MOL) untuk menyuburkan tanah persawahan sebelum ditanami.

MOL ini dibuat para petani dari bahan organik di sekitar mereka ditambah kotoran ternak yang sudah dipermentasi. Kemudian cairan itu ditaburkan di lahan persawahan untuk mempercepat mengurai sisa jerami yang baru dipanen sebelum di traktor.

“Dengan memakai MOL ini jerami lebih cepat membusuk karena diurai oleh bakteri. Sedangkan jika dibiarkan saja bisa sampai dua minggu lebih,” kata Ketua Asosiasi Pertanian Bumi Lestari Kecamatan Gayam, Sakiran.

Dalam larutan MOL ini mengandung unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan dan sebagai agen pengendali hama dan penyakit tanaman.

“Juga meningkatkan unsur hara yang bisa menyuburkan tanah sehingga memberikan nutrisi bagi tanaman,” ujar petani asal Desa Begadon, Kecamatan Gayam itu.

Dengan cara ini produksi padi di Desa Begadon tahun lalu rata-rata mencapai 9 – 10 ton per hektar pada musim tanam (musim kemaru/MK) pertama. Penerapan pertanian organik ini terus disosialisasikan kepada seluruh petani di wilayah Gayam.

“Petani sudah mulai sadar untuk menggunakan pupuk organic. Karena cara ini lebih efisien, namun bisa menghasilkan produksi lebih besar,” pungkas Sakiran.

Saat ini terus disSaat ini petani di wilayah Gayam mulai menanam padi. Diperkirakan masa panen ini akan berlangsung pada kisaran Nopember mendatang.

Sementara itu, Inspektorat Peneliti Lemabaga Sertifikasi Organik Selo Lima (LESOS) Mojokerto, Dwi Prayitno menambahkan, MOL ini disesuaikan dengan potensi bahan organik di masing-masing wilayah.

"Jadi antara satu desa dengan desa lainnya berbeda. Tergantung di desa itu potensi bahan organiknya apa, bisa dedaunan, pelepah pisang dan lain sebagainya," sambung Dwi Prayitno dikonfirmasi terpisah.(dwi/kominfo)