Sinergi Empat Sekawan dalam Membangun Kemandirian dan Kedaulatan Ternak

-
03 Oct 2016
54 dilihat

bojonegorokab.go.id - Pemkab Bojonegoro menggelar Workshop Nasional membahas peternakan nasional dengan tema sinergi empat sekawan dalam membangun kemandirian dan kedaulatan ternak digelar Pendopo Malowopati Bojonegoro, Senin (30/10). Kegiatan ini dihadiri LPPM IPB, Rektor IPB, Direktur Ditjen dan Keswan (Kementan RI), Kepala Disnakkan Propinsi Jatim dan Bupati Muara Enim, Sumatera Selatan.

Workshop ini dirangkai dengan launching kemitraan sapi indukan dan launching kemitraan mulya 52 oleh lembaga penelitian pengabdian masyarakat. Serta Deklarasi komitmen 4 sekawan, yakni Pemkab Bojonegoro, IPB, Pengusaha PT. Santori dan SPR.

Isi dari deklarasi empat sekawan tersebut, diantaranya pembiakan sapi dari hulu sampai hilir. Serta menfasilitasi perkembangan sekolah peternakan rakyat (SPR). Dan, mendanai perkembangbiakan sapi dari dana APBD maupun APBN.

Saat ini perkembangbiakan SPR di Kabupaten Bojonegoro sudah menyebar di beberapa Kecamatan seperti Kasiman, Ngantru Ngasem. Kedungadem, Temayang dan Tambakrejo.

Dalam sambutan pembuka, Bupati Bojonegoro Suyoto menyatakan bahwa sinergi empat sekawan ini diharapkan mampu menciptakan kedaulatan pangan dan kemandirian peternak. "Sebab peternakan merupakan mata rantai yang harus diatur dari hulu hingga hilir," ungkapnya.

Diharapkan kerjasama ini bisa Saling menguntungkan, dan bisa jadi inspirasi untuk daerah lain.

Prastowo, dari LPPM IPB mengatakan workshop ini merupakan bentuk implementasi dari Pemkab Bojonegoro, IPB, SPR dan PT. Santori dalam Sinergi untuk membangun kedaulatan peternak. Workshop berlangsung sejak Minggu 02 Oktober di Kasiman dengan melibatkan 241 peserta, yang terdiri dari akademisi, Pemerintah, peternak, dan bisnisman.

Gubernur Jatim, di wakili Kepala PLT Disnakkan Samsul Arifin, menyampaikan bahwa Jawa Timur memiliki potensi peternakan, perkebunan dan pertanian. Untuk peternakan menyumbang 32% untuk Nasional. Dalam mempertahankan Populasi ternak agar tetap berkembang, Pemprov Jatim memiliki banyak strategi. Yakni, pengendalian sapi potong dan perah. Melakukan inseminasi buatan dengan berat 160kg, untuk sapi Madura maksimal berat 250kg. Dan untuk jenis onggol 350kg.

"Selain itu, melakukan budidaya ternak dengan memanfaatkan lahan TNI. Serta menerapkan program unggulan dengan peningkatan kualitas hewan dan pakan," katanya.

Enik Herwiyanti, Perwakilan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (Kementan RI) mengungkapkan bagaimana mengembangkan perspektif ketahanan pangan ternak. Kemampuan dalam memproduksi pangan dalam Negeri. Meningkatkan produksi daging, telur dan susu.

"Kedaulatan pangan asal ternak adalah hak mandiri oleh peternak. Peternak kecil maupun peternak rakyat," tandasnya.

Oleh karena itu, dirjen peternakan dan keswan membentuk sekolah peternak rakyat. Sebagai sarana untuk mengembangkan peternakan rakyat dengan pendekatan flexibel. "Meningkatkan daya saing peternakan rakyat. Membangun sistem informasi berbasis data. Dan Meningkatkan penghasilan peternak rakyat," imbuhnya.

Sementara itu Rektor IPB, Hery Suhardianto, yang berkenan membuka workshop Nasional ini berpendapat bahwa SInergi empat sekawan harus dibuktikan dengan Efisiensi dan produktifitas. "Jika mereka mampu produtif dan bekerja secara efisien, maka akan muncul kreativitas, Inovasi dan semangat kewirausahaan," jelasnya.

Sehingga strategi ini bisa jalan dan kemudian memberikan dampak perspektif satu sama lain. Sarannya, agar Pemkab Bojonegoro Membangun database, agar bisa memonitor seberapa banyak peternak.Jumlah sapi siap potong, dan jumlah sapi produktif. Agar SPR bisa terus berkembang. Untuk mengetahui permasalahan SPR (Sekolah Peternakan Rakyat) dan keberhasilannya, dengan model SPR. (Rik/Kominfo)