Dinkes Gencar Sosialisasi Tekan AKI

-
04 Oct 2016
10 dilihat

bojonegorokab.go.id - Angka Kematian Ibu (AKI) di Bojonegoro tergolong masih tinggi. Bahkan, sampai dengan akhir September 2016 sudah ada 18 kasus ibu meninggal. Data tersebut di himpun dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro. Dibanding tahun lalu, secara real data memang ada penurunan. Dari 23, ke-18 kasus.

"Namun berdasarkan penilaian medis, angka 18 bukan penurunan. Tapi tetap sama, sehingga sosialisasi penekanan AKI/AKB harus tetap gencar dilakukan," ungkap Moch.Isnaini, Kepala Bidang Layanan Masyarakat Dinas Kesehatan Bojonegoro.

Dijelaskan untuk tahun lalu, kasus meninggalnya ibu ialah saat hamil dan melahirkan, sehingga bisa dijadikan evaluasi kedepannya. "Kematian ibu biasanya di sebabkan karena eklamasi dan pendarahan saat melahirkan. Kasus tersebut biasanya muncul karena pada saat melahirkan tidak melakukan persiapan," ujar Isnaini.

Menurutnya dalam melakukan penekanan AKI/AKB banyak hal telah dilakukan dinas kesehatan, melalui sosialisasi langsung ataupun media. "Selain itu, Dinas kesehatan Bojonegoro juga melakukan kerjasama dengan dukun bayi yang berada di Desa, sebab masih banyak warga Desa yang percaya melahirkan di dukun dibandingkan di bidan," imbuhnya.

Dalam kerjasamanya, dukun bayi hanya bertugas memandikan bayi saja sementara untuk melahirkan tetap harus di bidan Desa. Hal ini dikarenakan alat yang digunakan bidan Desa lebih terjamin sterilnya, dan bidan merupakan tenaga ahli yang di didik untuk menangani ibu saat melahirkan. Dinas Kesehatan mengimbau kepada ibu hamil untuk secara rutin memeriksakan kandungannyaa, agar saat ada masalah sekecil apapun bisa terdeteksi sejak dini. Supaya saat melahirkan nanti bisa lancar dan aman.

Disamping itu, tambah Isnaini setelah melahirkan ibu-ibu juga harus tetap secara rutin periksa. Selain memantau perkembangan kesehatan bayi, seorang ibu juga harus tetap memperhatikan kesehatannya. Untuk memastikan sang ibu terhindar dari resiko tinggi seperti infeksi. Sebab saat hamil ibu akan rentan terserang penyakit diabet, darah tinggi, kolesterol sehingga perkembangannya harus dipantau. (Rik/Kominfo)